Mohon tunggu...
Achmad SyarifudinAli
Achmad SyarifudinAli Mohon Tunggu... Penulis - Menjadi pribadi yang berakhlak

Menjadikan diri kita menjadi seseorang yang berilmu dan juga yang berakhlak.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Korupsi yang Membludak di Indonesia

3 November 2019   06:55 Diperbarui: 3 November 2019   06:59 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Assalamu'alaikum..wr.wb

"KORUPSI" suatu perbuatan yang tidak asing lagi di kalangan masyarakat,yang hasilnya menguntungkan pemerintah/atasan dan sangat menindas hati rakyat.

Sebagai mana kita tahu banyak macamnya korupsi di berbagai daerah,kabupaten,provinsi,negara dan lain sebagainya. 

Terutama yang sangat ilegal saat ini yakni DPR bersama pemerintah baru saja menyepakati pembahasan revisi Undang-Undang KPK. Usulan perubahan ini merupakan inisiatif dari DPR. Diyakini, poin-poin perubahan tersebut akan melumpuhkan KPK dan melemahkan pemberantasan korupsi katanya.

Jika dilihat lebih jauh, DPR seakan mempercepat pengesahan UU ini dalam sidang paripurna beberapa waktu lalu. Setidaknya Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat adanya dugaan konflik kepentingan dalam pembahasan dan pengesahan dalam sidang paripurna DPR.

Sebenarnya hal itu menguntungkan pemerintah apa rakyat?! Masih banyak problem dengan masalah yang terkait dengan UU KPK.

Banyak yang merugikan dan banyak pula yang menguntungkan. Ntah ini progam yang ilegal atau yang fakta,.yang jelas progam pemerintah saat ini sangat tragis,tanpa memikirkan perasaan rakyat yang sudah di timpa nasib kemalangan,di tambah lagi nasib ketidak adilan.

Sampai kapan indonesia ini akan begini trus? Apakah haruskan dintegakkan masalah seperti ini? 

Dalam al qur'an di katakan "innallahalaa yughoyyiruma biqoumin,hatta yughoyyiruma bi anfusihim" yang artinya (sesungguhnya allah tidak akan merubah suatu kaum/kelompok,jika tidak ada perubahan dari kaum/kelompok itu sendiri). Dari sini kita berfikir bahwa indonesi perlu perubahan kedepanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun