Mohon tunggu...
Achmad Smith
Achmad Smith Mohon Tunggu... -

Masih Belajar..\r\nMencoba berdamai dengan takdir melalui tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sperma yang (Kebetulan) Menang dan Pion Catur

6 Januari 2011   13:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:54 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12943190651747422848

Kebetulan. Pernahkah mengalami kebetulan? Mungkin pernah namun kita semua tidak sadar pernah mengalaminya. Seolah - olah 'aku dan kalian' para manusia adalah pion catur yang digerakan oleh Sang Pemilik papan catur untuk bergerak ke bidang - bidang pada papan catur tersebut. Nanti dulu sebelum melanjutkan,apa aku dan kalian hidup di dunia ini kebetulan?

Keputusan yang kita ambil sering kali mengasilkan kebetulan - kebetulan. Tidak percaya?

[caption id="attachment_81862" align="alignnone" width="297" caption="Aku dan kalian layaknya catur yang digerakan Pemainnya.Entah menyamping atau ke depan."][/caption]

Prosesi kelahiran aku dan kalian pun agaknya bisa disebut kebetulan. Terlalu rapih untuk disebut perencanaan terskema. Bermula dari perkenalan ayah dan ibu ku dan kalian ketika satu kuliah dahulu. Perkenalan ayah dan ibu ku dan kalian pun agaknya bisa disebut kebetulan juga,bagaimana ternyata ayah memilih untuk kuliah di luar negri sana atau kuliah di tempat yang berbeda dengan ibu? Apakah mereka akan tetap bertemu dan menjadi suami istri seperti sekarang ini? Apakah orang tuaku dan kalian adalah orang tuaku dan kalian yang sebelumnya? Kembali ke prosesi kelahiran, aku dan kalian ternyata berasal dari satu sel sperma diantara sperma lainnya. Bagaimana ternyata pada hari itu ayah masih berada di tempat kerjanya dan masih bekerja? Mungkin tidak akan adanya perebutan kursi pemenang bagi sel sperma. Masih banyak rasanya hal yang membuat aku dan kalian lahir di dunia ini. Ya,ternyata satu keputusan kecil telah melahirkan begitu banyaknya kebetulan - kebetulan besar bagi kehidupan di dunia ini.

Maha Perencana

Perencanaan macam apa ini? Terlalu rapih dan detail sampai otak ini rasanya tidak sanggup menggapai kedetailan tersebut. Aku dan mungkin kalian menganggap ini kebetulan karena tidak masuk akal untuk bisa disebut perencanaan.

Pernahkah kalian kebetulan kehilangan uang? Lalu ternyata dari uang yang hilang dari kantong celana ku dan kalian ditemukan oleh anak kecil yang hidup di jalalanan lalu dibelikannya lem penghilang kehidupan sementara yang olehnya dihirup terlebih dahulu. Sebelum menghirup lem tersebut, anak tersebut membeli benda tersebut pada penjual lem yang sudah hampir putus asa akibat lem jualannya tidak ada yang laku dari pagi hingga sore dan hampir saja memutuskan berhenti berjualan untuk mencopet saja setiap harinya. Namun anak tersebut merupakan pembeli pertamanya hari itu dan ia memutuskan untuk lanjut berdagang karena ada segenggam semangat baru di hatinya. Keputusan ketidak hati - hatian aku dan kalian untuk menjaga uang dalam kantong celana pun ternyata menghasilkan banyak kebetulan walau itu tidak meng-enakan atau meng-enakan.

Pernahkah kalian pergi ke suatu tempat lalu dalam perjalan ke tempat tersebut kalian menemui kemacetan? Lalu kalian memutuskan untuk menempuh menggunakan jalain lain yang lebih jauh jaraknya? Ternyata di perjalanan kalian bertemu dengan orang yang sudah lama tidak kalian temui. Teman lama, mantan kekasih, mantan atasan, bekas selingkuhan, saudara, musuh, dan lain sebagainya.

Akh,rasanya logika ini tidak akan sampai untuk menerka apa rencana - rencana Sang Arsitek Kehidupan. Terlalu banyak hal lagi apabila dipkirkan.Sekali lagi, Keputusan  kecil yang dibuat detik ini ternyata menghasilkan banyak kebetulan - kebetulan diluar prediksi aku dan kalian,mungkin namun terlalu memungkinkan apabila disebut mungkin.

Tulisan dan komentar di bawah lahir pun karena kebetulan yang terencana sangat apik bukan?

Salam detail!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun