Mohon tunggu...
Achmad Smith
Achmad Smith Mohon Tunggu... -

Masih Belajar..\r\nMencoba berdamai dengan takdir melalui tulisan..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Dungu! si Alay dan Anak Kampung

6 Februari 2011   05:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:51 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang bisa mendefinisikan apa itu alay?

Biasanya definisi yang dilontarkan ialah orang kampung yang bergaya dengan pakaian murah dan murahan serta seleranya yang norak dan kampungan juga lalu berusaha untuk bergaya. Kira - kira seperti itu kebanyakan definisi yang diberikan orang - orang termasuk teman yang merasa dirinya bukan alay dan anti alay.

Orang Kota Si Hebat

Kebanyakan dari diri berpikiran apa yang diri pikirkan tanpa melihati dari sisi orang lain. Bila diibaratkan kamera kebanyakan orang mengambil angle dari sisi yang monoton tanpa melihat suatu hal melalui sisi berbeda. Seperti pengecapan suatu segmen orang berlabel alay ini contohnya. Segala sesuatunya dinilai dari kesenangan masing - masing tanpa melihat sisi kesenangan orang lain.

Bayangkan apabila orang tidak tinggal di kota maka ia akan menyukai dangdut atau pun musik pop yang berasal dari kampung tersebut. Coba bayangkan apakah orang kampung tersebut bahagia mendengarkan musik rakyat tersebut? Saya rasa ya,  Kebetulan saja orang tumbuh di kota jadi bisa mengakses segala sesuatunya gampang. Tiap orang punya dimensi kebahagiaannnya masing - masing. Entah makan timun atau bayam setiap harinya sambil mendengarkan dangdut koplo serta anting berukuran besar, ya sudahlah ukuran tiap orang dari sudutnya masing - masing berbeda dan punya dimensi kebahagiaannya masing - masing entah kaya miskin atau kekotaan atau kampungan.

Jika punya cermin di rumah coba tengok orang yang berhadapan dengan kita apakah terlihat alay juga atau tidak. Coba tengok pikiran dan sisi kehidupan orang lain sedikit saja,jangan hanya taunya diri sendiri dan keinginannya. Itupun dalam kenal belum kenal terhadap diri. Kalau pun merasa terusik dengan keberadaan orang - orang tersebut coba jangan hanya membinatangi tetapi juga sadar bahwa orang tersebut tidak berpendidikan sebaik kita. Jadi pendidikan memegang kendali akan visi dan misi anak bangsa.

Yasudahlah, disudahi saja, kita ini majemuk, kalau tidak ingin bermajemuk tinggal di Eropa saja sana atau menjadi warga negara mana terserahlah.

Salam Kampungan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun