ini bukan cerita penyelamatan Brian dari medan perang seperti dalam Film terkenal Saving Private Ryan dengan produser ternama Steven Spielberg dan bintang top dunia Tom Hanks. Ini tentang petualangan saya menjumpai seorang anak bernama Brian.
Ya, Brian (9 Tahun) dalam beberapa hari ini ceritanya menyebar di dunia maya. Brian seorang anak yang setiap hari menatapi alat berat menanti tubuh orang tuanya ditemukan oleh Tim SAR gabungan. Kisah inilah yang memotivasi saya sampai akhirnya dengan izin Allah saya tiba di Desa Banaran Pulung Ponorogo, tempat longsor dahsyat yang menimbun orang tua Brian.
Saat saya tiba di Desa Wagir Kidul, desa tetangga dekat lokasi longsor, saya langsung menyampaikan maksud saya untuk bisa bertemu dan memberi sesuatu pada Brian. Di luar dugaan semua masyarakat yang sedang berkumpul sudah tahu cerita tentang Brian. Brian melegenda sampai menembus luar Kecamatan Pulung.
"Ndak mau, Pak. Malah lari ke bukit." kata Pak Ribut melaporkan hasil bujukannya pada Brian.
Pak Ribut tak putus asa. Ia masuk lagi ke dalam rumah dan memanggil Brian dengan nada membujuk. Pak Ribut juga meminta saudara Brian yabg ada di dalam rumah ikut membujuk Brian. Hasilnya sama, Brian tidak mau bertemu siapapun. Kata saudaranya Brian naik ke bukit.
Saya memahami kondisi ini. Brian kata saudaranya dan warga setempat masih takut ditemui orang. Ia juga ketakutan bila ada suara mesin yang keras.
Saya menitipkan bantuan untuk Brian kepada Kakak perempuannya. Saya titip salam buat Brian lewat kakaknya.
Meskipun saya gagal bertemu Brian saya sudah sampai di rumahnya saat ini. Saya berdoa agar Brian bisa segera pulih dari trauma dan kembali beraktivitas seperti anak-anak lain. Semoga ada pihak yang membantu mengembalikan keceriaan Brian yang sempat terenggut sejak bencana longaor dahsyat 1 April 2017 ini.
Salam Kemanusiaan !
Achmad Siddik Thoha
Relawan Indonwsia Untuk Kemanusiaan Sumatera.