Pada tulisan saya terdahulu yang berjudul “Kebiasaan Menyingkat Kata, Merusak Bahasa?” ada yang berkomentar bahwa penyingkatan kata banyak terjadi karena batasan jumlah karakter ketika menulis di media sosial.
Ketika saya telusuri tweet para public figure, hampir semuanya menyingkat kata agar pesan yang disampaikan muat dalam satu tweet. Namun tidak dengan “kicauan” sosolk yang satu ini.
Beliau adalah Prie GS. Prie GS yang banyak dikenal sebagai budayawan dan penulis buku asal Semarang. Lihat saja profil di twitter dengan nama akun @Prie_GS beliau menulis dirinya sebagai “Cartoonist, Writer, Public Speaker, Radio & TV Host Semarang, Indonesia.
Beliau memiliki situs pribadi yang bisa dikunjungi di http://www.priegs.com. Tulisan dan status beliau juga bisa Anda simak di Profil Facebook-nya dengan nama akun Prie GS
Saya akan coba kutip beberapa “kicauan” beliau di Twitter. Kenapa twiiter? Karena setiap tweet di Twitter maksimal hanya memuat 140 Karakter.
Coba Anda simak, apa yang menarik dari tweet dari sosok yang saat tulisan ini dimuat sudah memiliki followers sebanyak 29.152. Berikut beberapa tweet beliau yang saya kutip :
Siang memang panas. Tapi kan sore akan datang.
Nasib itu plastis. Ia mengikuti watakmu.
Jangan kecil hati, karena luasan jagat raya saja bisa tersimpan di dalam hati.
Semua hanya pinjaman. Termasuk diriku sendiri.
Permusuhan hanya terjadi kalau engkau layani.