Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Peta Politik di Media Sosial, Pertarungan Jokowi Effect dan Anis Matta Effect?

20 Maret 2014   08:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43 4989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_327468" align="aligncenter" width="624" caption="Jokowi dan Anis Matta (KOMPAS.com)"][/caption]

Pemungutan suara pemilu legistatif 2014 tinggal 19 hari lagi. Semua partai politik (parpol) saat ini menggencarkan kampanye menarik simpati masyarakat untuk menjatuhkan pilihan suaranya pada 9 April 2014 nanti. Segala upaya dilancarkan parpol untuk mempromosikan daya tarik dan citranya baik melalui media mainstream maupun media sosial.

Masa kampanye terbuka yang sedang berjalan 5 hari ini diyakini parpol mampu menaikkan elektabilitas mereka. Strategi kampanye yang diterapkan parpol dan dampak kampanye di dunia nyata ikut berpengaruh pada pemberitaan media dan perbincangan warga di media sosial. Parpol yang mendapat pemberitaan di media akan menaikkan jumlah perbincangan di media sosial. Namun meskipun parpol tidak mendapat pemberitaan di media mainstream, bila ada upaya masif dan militan menyebarkan berita dan perbincangan seara online akan turut menaikkan perbincangan di media sosial .

13952529801239306673
13952529801239306673
Peta Politik Parpol di Media Sosial (politicawave.com 19/3/14)

Fenomena pertarungan parpol di media sosial sudah dilancarkan sejak lama, namun mencapai puncaknya di masa kampanye ini. Melalui situs politicawave.com yang menganalisis topik perbincangan politik dari media sosial, diperoleh data menarik untuk dijadikan diskusi baik oleh para pemilih, kader parpol maupun pimpinan parpol. Politicawave melacak dan menganalisis perbincangan tentang topic parpol bahkan sampai pada tingkat wilayah per propinsi. Hasilnya, politicawave bisa menyajikan posisi parpol dalam perbincangan media sosial di masing-masing provinsi. Silahkan Anda klik area provinsi yang ada di kotak "Maps" di politicawave.com. Anda bisa mendapatkan angka prosentase masing-masing parpol yang menjadi atribut di area propvinsi tersebut yang menunjukkan seberapa sering mereka menjadi bahan perbincangan.

Penulis akan menampilkan data hasil olahan parpol yang menduduki tiga besar di masing-masing provinsi di seluruh Indonesia. Data perolehan parpol berupa prosentase perbincangan yang dibagi menjadi empat region besar yaitu 1) Pulau Sumatera, 2) Pulau Jawa, 3) Pulau Kalimantan dan Sulawesi, 4) Pulau Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua, Bali, NTB dan NTT.

13952531101485102631
13952531101485102631
Region pertama, Pulau Sumatera, menempatkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai parpol terbanyak diperbincangkan netizen. Kemudian Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menempati posisi kedua di semua provinsi kecuali di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat PKS justru unggul atas PDIP dalam perolehan prosesntase tertinggi perbincangan di media sosial. Kehadiran partai baru Partai Nasional Demokrat (Nasdem) ternyata mampu menjadi jawara di Aceh. Kemudian Partai Demokrat di sebagian provinsi maksimal menempati peringkat ketiga. Partai Golkar juga muncul di peringkat ketiga di Provinsi Sumatera Barat, sedangkan Gerindra juga menempati tempat ketiga di Provinsi Lampung.

13952531621448947510
13952531621448947510
Kita beralih ke Pulau Jawa, dimana suara dan kursi terbanyak berasal dari Region ini. PDIP tetap menjadi partai dengan prosentase terbesar diperbincangkan di media sosial oleh netizen. Peringkat kedua, PKS tetap menguntit PDIP di semua provinsi di Jawa. Tak ada provinsi yang dimenangkan PKS di Pulau Jawa. Peringkat ketiga dihuni oleh Partai Demokrat, sedangkan Golkar juga muncul di Provinsi Banten diurutan ketiga.

13952532141819358767
13952532141819358767
Di Region ketiga, yakni Pulau Kalimantan dan Sumatera, posisi pertama tetap dipegang PDIP dan PKS rapat mengikuti dibawahnya. Di semua provinsi PDIP unggul atas partai lain dan hal perbincangan di media sosial. Hal yang unik terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah dimana posisi kedua justru ditempati oleh Partai Kebangkita Bangsa (PKB) sedangkan PKS terlempar dari posisi tiga besar di provinsi ini. Di Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara, Golkar mampu menempatkan diri di posisi ketiga dan kedua. Sementara Partai Demokrat umumnya bercokol di posisi ketiga kecuali di Provinsi Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara dimana mampu bertengger di peringkat kedua.

1395253265441523934
1395253265441523934
Region terakhir yaitu Pulau Maluku, Papua, Bali dan Nusa Tenggara juga menempatkan PDIP sebagai parpol terbanyak diperbincangkan di media sosial. Di Region ini PKS juga mampu unggul atas PDIP di dua provinsi yaitu Maluku Utara dan Nusa Tenggara Barat. Yang cukup mengejutkan, sebagai partai berbasis massa Islam, PKS mampu menempatkan diri di posisi pertama dan kedua di semua provinsi di region ini.

Secara umum PDIP dan PKS menjadi partai juara di media sosial. PDIP dalam beberapa hari terakhir sangat populer sejak deklarasi Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (Capres). Banyak kalangan merespon pencapresan Jokowi sehingga menaikkan popularitas PDIP sebagai parpol asal Jokowi. Pemberitaan Jokowi yang masif di media mainstream membuat pengguna media sosial secara cepat menyebarkan berita terkait Jokowi ke berbagai saluran media sosial. Jokowi effect penulis yakini sagat berpengaruh dalam meningkatkan jumlah perbincangan tentang topic PDIP di dunia maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun