Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menyelamatkan Pohon dari "Caleg Penunggu Pohon"

8 Januari 2014   21:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1389191921814765685

[caption id="attachment_304903" align="aligncenter" width="465" caption="Partai Politik Peserta Pemilu 2014 (dok republika.co.id)"][/caption]

Pohon memiliki manfaat yang tak terhingga. Kehidupan kita tak bisa lepas dari pohon, dari alat rumah tangga, menuntut ilmu hingga masuk ke liang lahat. Secara fungsi lingkungan keberadaan pohon sangat dikenal luas mampu mereduksi dampak lingkungan buruk bahkan mencegah bencana. Isu perubahan iklim yang dipicu oleh pemanasan global membuat masyarakat dunia sangat getol mengkampayekan penyelamatan pohon dan penanaman pohon secara luas  di permukaan bumi. Bagaimana dengan di lingkungan kita?

Melihat kondisi pepohonan khususnya di perkotaan, membuat kita sangat prihatin. Pepohonan di ruang publik dijadikan sasaran menempatkan bahan iklan produk dan alat peraga kampanye, baik berupa baligo, banner, spanduk, dll. Tempelan-tempelan yang oleh praktisi media disebut "sampah visual" sangat menggganggu keindahan kota dan ruang publik. Para Calon Anggota Legislatif (Caleg) dan timnya berlomba memenuhi seluruh sisi kota dan desa dengan "menyakiti" pepohonan yang tumbuh di tempat umum. Alat peraga kampaye caleg dan partai asalnya bak penunggu pohon yang berharap dikenal dan dipilih nantinya.

Jadwal kampanye pemilu akan dimulai tanggal 11 Januari 2014. Pada tanggal tersebut pelaksanaan kampanye melalui pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum dan pemasangan alat peraga. Momen ini sangat memungkinkan mulainya aksi kader dan simpatisan parpol dan tim caleg melakukan pemakuan terhadap pepohonan.

Meski tindakan memasang alat peraga kampanye di pepohonan dilarang dalam Peraturan Komisi Pemilihan UmumNo. 15 tahun 2013, faktanya aksi "Caleg Penunggu Pohon" dan bendera parpol masih ditemui di berbagai tempat. Memang, pohon adalah tempat termudah dan termurah untuk memasang alat peraga termasuk iklan barang dan jasa. Dengan memaku pohon, alat peraga akan tertancap kuat dan tidak mudah lepas. Tapi tahukah kita, apa dampak buruk terhadap lingkungan, bila pohon-pohon terpaku?

Sebagian besar pohon yang ditancap paku masih berdiameter kecil yang belum mampu menerima benda asing.  Menancapnya paku di pepohonan tentu saja berakibat pada rusaknya pohon dan berpotensi berbahaya bagi lingkungan sekitar. Pohon yang terpaku akan lemah karena luka yang dideritanya menimbulkan penyakit dan lama kelamaan pohon rapuh dan bisa tumbang. Selain itu, pohon-pohon yang berpaku sangat menyulitkan bila ditebang pada saat perawatan pohon dan bahkan membahayakan bagi penebang. Artikel yang membahas bahaya memaku pohon bisa lebih lengkap dibaca tulisan berjudul Memaku Pohon Salah Satu Bentuk Eco-terorism? di link berikut :

Untuk itu, saya bersama teman-teman dari berbagai komunitas tersentuh untuk bergerak menghimpun potensi jejaring individu dan komunitas yang ada di penjuru tanah air  untuk memulai hal kecil dalam penyelamatan pohon. Sebab, menyelamatkan pohon yang sudah tumbuh bukan pekerjaan yang mudah. Dengan menyelamatkan keberadaan pohon yang tumbuh kita mendapat banyak manfaat buat diri dan lingkungan. Apa itu?

  • Menghemat anggaran negara karena pohon-pohon di ruang publik ditanam atas anggaran negara.
  • Mencegah korban akibat tumbangnya pohon yang rusak akibat dipaku.
  • Meningkatkan keindahan kota dan ruang publik dengan membiarkan pohon tanpa ada tempelan "sampah visual"
  • Ikut serta dalam merawat pohon dan menjadikan kota yang asri dan indah
  • Ikut mengawal peraturan Komisi Pemilihan UmumNo. 15 tahun 2013 yang melarang memasang alat peraga kampanye di pepohonan.

Konsep gerakan penyelamatan adalah pendekatan edukasi tanpa kekerasan. Edukasi karena kita ingin mendidik masyarakat sehingga secara mandiri sadar dan kemudian bisa ikut berpartisipasi bersama menyelamatkan pohon. Tanpa kekerasan, artinya kita tidak melakukan aksi pencabutan paku secara langsung yang bisa menyebabkan konflik dengan sebagian masyarakat. Lewat edukasi, penyadaran dan pelibatan diharapkan pihak yang merasa "menyakiti" pohon sadar dengan sendirinya dan mencabut paku dari pohon.

Melalui uapaya kecil untuk penyelamatan pohon ini semoga bisa menyelamatkan dan membantu orang lain serta menjaga bumi dari kerusakan.

Salam lestari!

Info tentang Relawan Penyelamatan Pohon dari Aksi Pemakuan bisa dilihat lebih lanjut di : Mari Bergabung Bersama Kami Relawan Penyelamatan Pohon dari Aksi Pemakuan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun