[caption id="attachment_173182" align="aligncenter" width="220" caption="Ilustrasi (wikipedia)"][/caption]
Baru saja saya selesai menonton film animasi yang kocak di Trans TV. Saya bersama dua anak saya tertawa tak henti-hentinya melihat tingkah Po, Si Panda gendut khususnya saat bertarung melawan Tai Lung, Si Harimau Ganas. Bukan tingkah lucu Po yang membuat saya tertarik menonton lagi Film yang tenar di Tahun 2008 ini , namun banyaknya filosofi hidup yang terlontar dalam dialog ini. Sambil mengajak anak-anak saya tertawa, saya juga meminta anak saya mendengarkan saya menjelaskan makna latihan kungfu dan peristiwa yang terjadi. Ini salah satu jalan saya menyelipkan pesan-pesan kebaikan pada anak-anak saya. Menonton sambil memberi nasehat, lebih mengena tanpa mengggurui.
Bagi yang sudah pernah menonton film animasi Kungfu Panda, sosok Master Oogway sangat fenomenal. Kura-kura tua yang sangat bijak ini quotes-nya memberi nilai tinggi bagi film ini. Jadilah Kungfu Panda tidak sekedar film animasi yang menghibur, namun sarat nilai moral.
Ada quotes yang membuat mata saya berbinar. Quotes yang diambil dari dialog Master Shifu, guru kungfu si Panda gendut bernama Po, dan Master Oogway di bawah Pohon Peach (peach tree). Pesan ini saya coba sampaikan dengan bahasa yang lebih sederhana pada anak saya.
Master Shifu sangat khawatir bahwa Panda takkan dapat mengalahkan Tai Lung, Seekor Macan Tutul Tangguh, musuh besar yang menjadi pengganggu kehidupan masyarakat Valley of Peace di film itu. Kekhawatiran ini dikarenakan Master Shifu terlalu termakan paradigma bahwa yang gendut itu pemalas, dan pemalas sulit menjadi pendekar tangguh. Ditambah hasil latihan Po yang mengecewaka, sehingga tak kunjung menguasai jurus-jurus Kungfu. Maka filosofi pohon mengalir pada dialog berikutnya setelah Master Oogway menunjuk pada sebuah pohon peach:
"Look at this tree, Shifu. I cannot make it blossom when it suits me nor make it bear fruit before its time."
Shifu diminta mengamati pohon Peach. Master Oogway dengan bijak mengungkap sebuah kearifan dengan pohon sebagai obyek perenungan.
"Aku tidak bisa membuat bunga-bunganya mekar sesuai keinginanku atau tidak juga bisa membuatnya berbuah sebelum waktunya."
Sebuah ungkapan yang terasa dalam maknanya, bahwa kita tak bisa mengendalikan sesuatu meski se"sakti" apapun kita. Sekuasa, sepintar dan sekuat apapun kita, kita hanya mampu melakukan pekerjaan yang terbatas. Mengendalikan mekarnya bunga, mematangkan buah sebelum waktunya atau menggugurkan daun hanya dibawah kuasa-Nya. Itu adalah takdir-Nya.
Lalu Shifu menyela :
"But there are things we can control! I can control when the fruit will fall, I can control where to plant the seed! That is no illusion, Master!"