Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memotivasi Tarawih Ala Orang Kampung di Sumedang

17 Agustus 2012   19:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:36 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_200849" align="aligncenter" width="448" caption="Jamaah mendapat bingkisan usai Shalat Isya dan Tarawih di Tomo Sumedang (dok. pribadi 16/08/2012)"][/caption]

Ramadhan tak lama lagi akan sampai di penghujungnya. Banyak orang yang berpuasa mulai disibukkan dengan urusan menyambut lebaran mulai dari membeli baju, menyiapkan makanan hingga melakukan perjalanan mudik. Banyak orang maklum bila masjid atau mushola semakin mengalami “kemajuan”. Kemajuan dalam arti shaf orang yang shalat semakin maju atau jumlah jamaahnya tinggal segelintir.

Fenomena tersebut tidak terjadi di kampung halaman istri saya. Sudah enam hari saya berada di kampung mertua di Dusun Bantargintung Desa Karya Mukti Kecamatan Tomo Sumedang, Mushola kampung ini tetap ramai bahkan penuh. Jamaah wanita justru sampai luber ke luar. Semakin menuju penghujung Ramadhan, mushola justru makin “makmur”. Tak hanya shalat berjamaah dan Tarawih, namun juga tadarus setelah Tarawih dan tilawah menjelang sahur.

Ternyata warga kampung menyiapkan “penyemangat” bagi jamaah yang hadir dan menuntaskan shalat Isya dan Tarawih berjamaah di mushola di sepuluh malam terakhir. Ini sangat tepat karena menurut ajaran Islam, sepuluh malam terakhir dianjurkan untuk semakin meningkatkan ibadah. Di sepuluh malam terkahir pula Allah SWT mengisyaratkan turunnya Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Apa bentuk “penyemangat” warga kampung untuk menyemarakkan sepuluh malam terakhir? Penyemangat tersebut berupa bingkisan dengan aneka ragam isi. Ada bingkisan yang berisi beragam makanan dan minuman ringan seperti snack dan minuman kemasan. Ada juga yang menyiapkan mie instan dicampur dengan makanan ringan. Yang menarik ada juga penyemangat berupa amplop. Tentu saja amplopnya berisi uang. Rata-rata bila dirupiahkan, bingkisan tersebut berjumlah Rp. 5.000,-.

[caption id="attachment_200851" align="aligncenter" width="448" caption="Usai saling bersalaman, salah seorang jamaah membagikan bingkisan (dok. pribadi 16/08/2012)"]

13452201641497105203
13452201641497105203
[/caption]

Siapa yang memberikan bingkisan “penyemangat” tersebut? Ada kesepakatan diantara warga untuk bergiliran memberikan bingkisan. Di kampung yang hanya berpenghuni 30 KK (kepala Keluarga) hanya perlu menyiapkan sekitar 60 bingkisan. Keluarga kami pun mendapat giliran untuk member bingkisan buat jamaah shalat Isya dan Tarawih di kampung yang berada di pinggir Sungai Cimanuk ini.

Bagi saya, ini cara unik warga kampung untuk tetap menyemangati atau memotivasi warganya untuk menghidupkan malam-malam Bulan Ramadhan. Saya yakin jamaah yang datang ke mushola tidak semata-mata ingin bingkisannya. Pernah terjadi, satu malam ada yang terlupa tidak menyiapkan bingkisan, toh besok malamnya jamaah tetap sama jumlahnya yang hadir di mushola.

Bagi anak-anak, ini cara yang tepat untuk menarik minat mereka hadir ke mushola mengiringi orang tuanya beribadah. Orang tua pun dengan mudah mengajak anak-anaknya karena ada daya tarik tersendiri yang disediakan di mushola. “Hadiah” berupa bingkisan akan sangat berkesan bagi anak-anak .

[caption id="attachment_200852" align="aligncenter" width="448" caption="Anak-anak sangat senang menerima bingkisan usai Shalat Isya dan Tarawih (dok. pribadi 16/08/2012)"]

13452203041089862273
13452203041089862273
[/caption]

Malam ini atau besok, menjadi Tarawih terakhir saya dan keluarga di tahun ini. Semoga Allah menjumpakan kami dan kita semua di Ramadhan tahun depan dengan kondisi yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun