Sabtu pagi (28/5/2016) yang cerah. Cuaca di Kota Medan begitu bersahabat. Ini Sabtu kedua saya memulai program berbagi sarapan untuk petugas kebersihan di Kota Medan. Pekan ini jumlah bungkus nasi yang akan dibagikan berlipat-lipat.
Pekan ini saya didampingi oleh Apri, sahabat sekaligus kolega saya di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (Fahutan USU). Apri sangat bersemangat ikut bergabung dalam sabtu berbagi ini. Kami memesan nasi gurih di dekat Pintu 4 Kampus USU sambil menikmati Kopi Gayo dan Lontong Sayur.
Dua puluh bungkus nasi beserta air minum sumbangan dari donatur sudah siap dibungkus. Di Pendopo USU sudah menunggu kolega saya yang lain, Dian yang juga dosen Fakultas Pertanian USU. Dian menyerahkan 30 bungkus nasi. Ada 50 bungkus nasi siap disebar pagi itu di Kampus USU. Sayangnya, Orang yang bisa membagikan sarapan pagi itu hanya saya dan Apri.
Dengan kondisi hanya berdua, membagi sarapan ke 40 lebih petugas kebersihan di seluruh penjuru Kampus USU akan memakan waktu lama. Kami teringat, ada mahasiswa Fahutan USU yang sedang berkumpul untuk pembekalan praktek lapangan.
“Oke, Pak. Kita mampir ke kampus dulu,” jawab Apri.
Setiba di kampus Fahutan USU, kami langsung menawarkan mahasiswa senior yang ada disana untuk ikut bergabung berbagi sarapan ke petugas kebersihan. Tiga orang mahasiswa langsung menyambut ajakan kami, tapi hanya dua orang yang bisa kami ajak karena keterbatasan tempat di mobil pembawa paket sarapan. Dua mahasiswa ini adalah Tiur (perempuan) dan Yunta (laki-laki) mahasiswa semester VI, dimana saya juga mengajar kelas mereka.
“Petualangan” menyebar sarapan dilanjutkan. Tambahan dua tenaga penyebar membuat saya dan Apri lega. Sampai pada satu tempat kami berhenti yaitu di pertigaan Fakultas Pertanian, FMIPA dan Perpustakaan USU kami melihat ada seorang ibu tua sedang menyapu jalan.
“Nah itu, bisa kita kasih. Kita parkir disini.” Usul saya pada Apri yang setia menjadi sopir.
“Dik, tolong bagi sama ibu itu ya, sambil tanya berapa orang petugas kebersihan yang ada di sekitar tempat ini, ya.”