[caption id="attachment_220705" align="aligncenter" width="448" caption="Bermain di pinggir danau Situgede Bogor (dok. pribadi)"][/caption] “Aku mau ke rumah Emak di Sumedang.” “Aku pengen ke Kidzania.” “Aku ingin ke kebun binatang.”
Itulah ungkapan anak-anak saya beberapa hari ini tentang rencana liburan mereka. Mereka sangat bersemangat menghadapi liburan Akhir Tahun yang memang bertepatan dengan liburan sekolah. Saat ini, anak-anak sekolah sedang sibuk dengan Ujian Akhir Semester (UAS). Tiada hari tanpa belajar bagi mereka. Anak-anak Sekolah ingin hasil belajarnya bisa membanggakan dirinya dan orang tuanya.
Selain belajar dengan tekun dan semangat, anak-anak sudah memikirkan tentang apa kegiatan liburan nanti usai UAS. Beberapa rencana sudah disusun. Beberapa tempat wisata sudah disebut-sebut untuk dikunjungi.
Saya sudah membuat rencana liburan bersama keluarga dengan memasukkan keinginan anak-anak di dalamnya. Saya membuat program berupa bermain di alam bersama anak Yatim dan Anak-anak dari kalangan kurang mampu (Dluafa). Tentu saja, anak-anak saya dalah peserta di dalamnya.
Mengalami bermain di alam.
Di era modernisasi saat ini, anak-anak sudah sangat akrab dengan teknologi. Anak-anak sudah tidak asing dengan Gadget dan internet. Anak-anak bahkan sudah lebih menggadrungi permainan dalam bentuk “game” yang tidak banyak menggerakkan anggota badannya. Anak-anak kemudian jauh dari permainan “dolanan” yang memacu kreatifitas, kebersamaan dan melatih fisik.
[caption id="attachment_220706" align="aligncenter" width="448" caption="Bermain bersama pepohonan di Hutan Penelitian Dramaga (Dok. pribadi)"]
Bermain di alam akan memberikan nuansa berbeda bagi anak. Alam menyediakan tantangan-tantangan yang alami. Tantangan di alam dalam bentuk dan sifatnya yang khas dan natural menjadi sarana bagi anak mengasah kepekaan panca indra, menguji keseimbangan fisik dan mental serta menemukan hal-hal yang menyegarkan pikiran mereka. Contohnya, ketika mereka berjalan-jalan di hutan, mereka akan menikmati pemandangan alam yang hijau, udara yang terhirup sangat segar, suara burung yang merdu dan sejukanya udara yang menyentuh kulit. Mereka juga akan merasa nyaman dengan kondisi alami tanpa sehingga muncul keceriaan dan kreativitas baru di alam pikirannya.
[caption id="attachment_220708" align="aligncenter" width="448" caption="Kawanan rusa di Penangkaran Rusa di Hutan Penelitian Dramaga Situgede Kota Bogor (dok. pribadi)"]
Mengapa dengan anak yatim dan dluafa.
Anak-anak yatim dan dluafa Mereka adalah golongan yang memiliki akses dan kesempatan yang relatiflebih rendah ke tempat wisata. Dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang tidak menyediakan dana khusus untuk berwisata dan faktor lain menjadikan anak yatim dan dluafa jarang mengisi liburan mereka dengan melakukan hal yang menyenangkan. Padahal, liburan ke tempat-tempat yang indah sambil bermain dan belajar adalah hak mereka juga.