Allah SWT menciptakan alam semesta secara berpasangan. Setiap makhluk dan keadaan alam diciptakan berada dalam posisi yang berlawanan. Siang bersanding dengan malam, laki-laki bersama perempuan, jantan berpadu dengan betina, panas mengimbangi dingin, hujan silih berganti dengan kemarau. Perpasangan tersebut mengandung makna keseimbangan, keadilan dan keserasian.
Siang ditandai dengan terbitnya matahari dari ufuk timur. Siang secara fisik dirasakan sebagai terang benderang dan panas. Secara maknawi siang berarti kegairahan, semangat, agresifitas., produktifitas dan kerja keras. Siang Allah memerintahkan makhluknya untuk bertebaran di alam dengan tujuan mencari karunia-Nya. Pada siang hari logika pikiran menjadi penguasa. Manusia akan memerankan dirinya sebagai pekerja, pelayan dan pemimpin untuk mengelola karunia Allah di muka bumi.
Kala matahari menyingsing di sebelash barat datanglah malam hari. Ia memiliki karakter berlawanan dengan siang. Kondisi fisik malam identik dengan sejuk, dingin dan sepi. Namun secara maknawi meski dingin, kehangatan batin justru ditemukan pada malam hari. Malam secara makna kejiwaan juga berarti kerinduan, kepasrahan, keindahan, ketenangan dan kekhusyukan.
Pada malam hari, tersimpan segudang rahasia keutamaan bagi seorang Hamba yang ingin dicintai-Nya. Apalagi di bulan Ramdhan, dimana ibadah yang dilakukan hamba akan berlipat-lipat pahalanya. Maka benar sabda Nabi SAW agar orang beriman selain berpuasa juga menghidupkan malam dengan qiyamullail. Banyak lagi rahasia keutamaan malam yang sejuk khususnya untuk meraih keutamaan sebagai hamba yang mulia. Beberapa rahasia malam yang bisa ditemukan antara lain:
1. Dalam Alqur’an ditemukan kata malam sebanyak 131 topik sedangkan siang hanya 61 topik. (menurut pencarian dalam Al Quran digital)
2. Alqur’an dan kitab suci lebih sering diturunkan pada malam hari ketimbang siang hari.
3. Shalat lebih banyak dilakukan pada malam hari atau saat matahari telah terbenam. Shalat di siang hari hanya dua waktu yaitu zhuhur dan Ashar, sedangkan sisanya dilakukan malam hari. Ditambah lagi shalat-shalat sunnah seperti tahajjud, witir dan khusus bulan Ramadhan terdapat Tarawih. Hal ini ditegaskan dalam Al Qur’an pada Surat Al Isra/17: 78-79.
” Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Al Isra/17: 78-79)
4. Melakukan pendekatan kepada Allah dengan ibadah seperti shalat, membaca Alqur’an dan berdo’a terasa lebih khusyu’ di malam hari. Malam hari waktu yang tepat untuk melakukan ibadah. Malam sangat kondusif karena secara fisik dan kejiwaan sangat mendukung. Ini ditegaskan dalam Surat Al Muzammil/73: 6.
” Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (Al Muzammil/73: 6)
5. Allah menurunkan Alquran dengan menjadikan malam menjadi sebuah surat tersendiri yaitu Al Lail (surat ke-92)