Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari-hari yang Menyakitkan bagi Pohon

21 Januari 2024   16:40 Diperbarui: 21 Januari 2024   16:41 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pepohonan yang ditempeli bahan kampanye (Sumber Kompas.com)

Pohon, sebuah makhluk hidup luar biasa yang Tuhan ciptakan untuk keindahan bumi. Pohon adalah makhluk yang akan kita temui juga di surga seperti yang tertulis pada Kitab Suci. Ia tak hanya membawa keindahan. Ia menyediakan kebutuhan penting bagi banyak makhluk hidup.

Pohon menyediakan kayu agar kita bisa berteduh dan memiliki rumah yang indah, aman dan nyaman. Ia menyediakan bunga agar terlihat kecantikannya dan menjadi makanan bagi hewan. Ia menyediakan buah agar mencukupi pangan hewan dan manusia.

Pohon juga menyediakan jasa yang tak ternilai bagi kita. Ia mengalirkan oksigen. Ia menyerap gas karbondioksida yang mengubahnya menjadi oksigen. Ia menyerap air dan menyediakan sumber air bagi berbagai makhluk lain.

Pohon-pohon mampu menahan banyaknya air yang menhantam bumi agar tidak menjadi banjir. Pepohonan menancapkan akarnya ke tanah agar tanah kokoh tidak bergeser dan menyebabkan bencana. Jasa pohon bagi alam dan manusia sungguh tak ternilai.

Sungguh menyedihkan nasib pohon di negeriku khususnya dalam beberapa bulan ini. Bukannya manusia bersyukur dengan pemberian pohon yang tiada tara. Banyak oknum manusia yang tak berperasaan. Dia mengganggap pohon makhluk tak bernyawa. Dengan tega dia menyakiti dengan membabi buta.

Nafsu manusia ingin terkenal membuat mereka menusuk pohon. Keinginan oknum manusia ingin promosi besar-besaran membuat pohon dipaku dan dijerat. Syahwat politik membutakan para oknum hingga mencekik dan membuat pohon menjerit. Persaingan politik membuat oknum menggila sehingga pohon dijadikan korban ambisi untuk menang.

Oknum manusia ini memang tak akan pernah tahu bahwa pohon menjerit. Pohon yang terluka tiap saat mengalami derita yang memilukan. Tubuhnya tertusuk, terkoyak dan menahan sakit. Tubuhnya terluka dan melemah. Lubang-lubang pada tubuhnya membuat banyak serangan hama dan penyakit membuat dirinya melemah dan makin lemah.

Hari-hari menyakitkan bagi pohon semakin memuncak menjelang puncak pesta demokrasi di negeriku. Kampanye melindungi pohon hampir tak ada dalam agenda para kontestan politik. Padahal mereka sudah menjadikan pohon sebagai modal kampanye. Padahal pohon sudah diekploitasi untuk menyebarkan sosok dan partainya agar dikenal masyarakat.

Mereka para oknum tak tahu berterima kasih. Mereka berpikir pohon hanya diam karena tidak bisa bergerak. Tapi ingat, Tuhan, pemilik pohon dan alam semesta ini tidak diam. Setiap perbuatan akan mendapat balasan setimpal. Tuhan tidak tidur. Hari-hari menyakitkan bagi pohon cepat atau lambat akan berbalas dengan penyesalan.

Pohon, maafkan kamu saat ini hanya menulis dan berdoa. Semoga pengorbananmu tanpa syarat untuk alam ini suatu saat akan menyadarkan para oknum agar mereka bertobat.

Salam Lestari!Kompas.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun