Ini bukan cerita heroik orang yang memegang selang, menyemprot air, memakai helm dan masker moncong. Bukan juga kisah sepatu kotor yang diviralkan. Bahkan bukan petugas pemadam yang rela tidur ditanah menjaga lahan.
Ini kisah yang terlalu sederhana buat banyak orang, tetapi sangat istimewa buat saya. Saya tahu persis dia karena saya membersamainya menjalankan tugas sebagai relawan kemanusiaan.
Dia tak sempat ikut memadamkan api. Dia sosok yang tak lagi memegang selang dan menyemprotkan air meski ia mampu melakukannya.
Ia seorang ayah dari empat anak. Ia seorang suami yang istrinya menunggu melahirkan anak kelima. Ia sorang menantu yang merawat mertuanya yang sedang sakit. Ia juga seorang teknisi servis AC yang sedang banyak order. Dan ia juga korban kabut asap di Palangkaraya Kalimantan Tengah.
Dia bernama Joko. Joko tak pernah nampak berbaju putih. Dia juga bukan orang yang punya sepatu mahal. Karena dia bernama Joko Mulyono.
Pria berbobot ini meninggalkan semua statusnya diatas. Orderan yang lagi membludak ia tinggalkan. Istri yang butuh perhatian ia atur agar bisa bersabar ditinggal. Ibu mertuanya ia memohon pamit agar bisa banyak beraktifitas tidak di rumah. Ia juga tak mau cengeng mengadu di medsos menyalahkan pihak ini dan itu.
Joko memutuskan menjadi relawan. Ia mengumpulkan dana, sebagian dari kantongnya sendiri. Ia bagi masker ke ribuan warga. Ia beli oksigen kemudian dibagikan ke warga yang sesak nafasnya akibat kabut asap. Ia dirikan rumah aman asap untuk menampung warga yang memerlukan udara sehat.
Ia keluar masuk kampung mendidik warga agar melindungi diri dari asap. Joko mendatangi panti asuhan dan sekolah untuk bisa mendapat alat perlindungan diri dari kabut asap.
Joko memilih tidak menjadi sosok yang dinobatkan pahlawan karena kegagahannya menaklukkan api. Joko memilih menjadi relawan tanpa liputan dan sebutan. Ia memilih berkiprah tanpa sumpah serapah. Ia memilih menjadi akar daripada batang, daun dan buah.
Joko bagi saya bukan pahlawan karena memang ia tidak mau disebut itu. Saya sebut ia pelindung kaum lemah. Disitulah ia menikmati hidup dengan bahagia. Menjadi relawan dengan sepenuh jiwa. Tanpa pujian, gajian dan liputan.
Mari dukung aksi Joko agar banyak warga yang terlindungi. Biarlah aparat yang menangkap pelaku pembaran dan dihukum maksimal. Biarlah pasukan dan relawan pemadam api yang memastikan tidak ada lagi api di lahan yang menyemburkan asap. Biarlah pemimpin daerah yang mengeluarkan kebijakan yang cepat dan tepat untuk menghindari bencana kabut asap menjadi tragedi kemanusiaan ini.