Aisyah (8 tahun) berlari-lari sangat ceria. Ia memegang erat tangan Iis. Iis adalah salah satu anak kampung dari sebuah desa di Kaki Sinabung. Faruq (11 tahun) asyik melihat monyet yang bergelantungan di dahan-dahan pepohonan bersama anak-anak desa di kebun milik warga Desa Ndeskati. Sementara tak jauh dari tempat mereka bermain, berdiri kokoh nan gagah Gunung Sinabung dimana lima hari lalu meletus demikian dahsyat. Sementara Popie, istri saya, tertawa riang bersama ibu-ibu yang dibimbingnya untuk bisa melaukan terapi psikis dengan metode SEFT. Saya sendiri sedang asyik berbincang dengan beberapa warga membicarakan apa yang bisa dibantu dari desa yang terletak hanya 7 km dari kawah Gunung Sinabung ini.
Itulah sepenggal cerita kehangatan keluarga yang kami rasakan di sebuah desa yang sejuk pada 25 Februari 2018. Desa Ndeskati namanya. Desa yang terletak di Kaki Gunung Sinabung yang masuk dalam Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. Kehangatan yang kami peroleh ditempat-tempat yang justru tidak biasanya dikunjungi banyak orang. Itulah salah satu cara saya dan keluarga mendapatkan kehangatan keluarga dan menyalakan keceriaan keluarga.
Memelihara kehangatan keluarga bisa dengan berbagai cara. Â Cara terbaik adalah saat bisa bersama berkumpul dan melakukan kegiatan bersama. Pilihan kegiatan yang terbaik adalah pilihan hasil kesepakatan keluarga.
Salah satu cara saya dan keluarga memelihara kehangatan keluargaadalah dengan mengadakan kegiatan atau kegiatan kemanusiaan bersama. Saya dan istri saya sama-sama memiliki kegiatan sosial dan kemanusiaan yang kami rintis dan rawat hingga saat ini. Saya aktif menjalankan program kemanusiaan melalui lembaga relawan kemanusiaan bernama Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan (RELINDO).
Saya mendapat amanah sebagai ketua pengurus provinsi RELINDO Sumatera Utara. Jadi, bila ada isu kemanusiaan di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya, khususnta terkait bencana, saya mendapat tugas untuk bisa membantu ke wilayah tersebut. Adapun istri saya, saat ini mengelola kegiatan pembinaan anak yatim dan dhuafa yang ada di Bogor dan Medan.
Meski kami berdomisili di Medan, kegiatan pembinaan anak yatim dan dhuafa ini yang awalnya saya rintis di Kota Bogor Jawa Barat, saat ini tetap bisa berlangsung dua-duanya. Kami lebih senang menyebut sebagai keluarga relawan, karena saya, istri saya dan empat anak saya sering terjun dalam aksi sosial kemanusiaan baik sendiri maupun bersama-sama.
Kegiatan sosial kemanusiaan itu membuat kami memiliki banyak kesempatan untuk terlibat bersama bersama keluarga dalam menjalankannya. Kami melakukan aksi sosial dan kemanusiaan biasanya memaanfaatkan waktu akhir pekan dan waktu libur sekolah anak-anak. Kegiatan sosial membina 80-an anak yatim dan dhuafa ini rutin dilakukan setiap hari Minggu. Adapun kegiatan aksi kemanusiaan di lokasi bencana dan tempat yang membutuhkan bantuan beberapa kali dilakukan pada hari libur panjang sekolah.
Manfaat Mengajak Keluarga Berkegiatan Sosial Kemanusiaan Bersama
Banyak manfaat yang kami peroleh dari berkegiatan bersama keluarga dalam aksi sosial kemanusiaan. Berikut beberapa manfaat yang kami rasakan dari aksi sosial kemanusiaan.
1. Liburan Terbaik