“Ayo Bang, saya pulang dulu. Assalamu’alaikum.” Saya berpamitan pada Mas Sugeng.
“Waalaikum salam/” jawab Mas Sugeng.
Kami pun berpisah. Dalam pertemuan singkat ini, hati nurani saya kembali tersulut oleh Mas Sugeng, dengan tape pulut dan ubinya.
Sesampai di rumah, kami langsung menyantap tape Mas Sugeng. Sambil mengunyah tape pulut hati saya merasa hangat. Hangat oleh hangatnya wajah Mas Sugeng yang ramah. Hangat oleh semangat kemandirian seorang yang tak lengkap anggota badannya. Hangat karena kerja keras mencari harta halal meski dengan kondisi fisik sangat terbatas dari sosok penjual tape.

Terima kasih Ya Allah sudah mempertemukan saya dan keluarga dengan Mas Sugeng yang menjalarkan kehangatan hati nurani di sore ini.
Salam Kemanusiaan!
Medan, 19 Januari 2017
Achmad Siddik Thoha
Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI