Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Merenungi ‘Akar’ Sejarah

2 Januari 2013   16:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:36 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13571429661086967571

[caption id="attachment_225498" align="alignleft" width="150" caption="Pohon terbakar di Kapuas Kalteng (Foto by Gito)"][/caption]

Asal kata sejarah itu adalah “Syajarah” yang dalam bahasa Arab berarti pohon. Makna pohon sangat dekat dengan sejarah yang kita pahami selama ini. Pohon memiliki tiga bagian utama yaitu akar, batang dan tajuk. Tajuk terdiri dari kesatuan cabang, ranting dan dedaunan. Tiga bagian pohon tersebut saling berhubungan satu sama lain. Satu bagian terganggu maka akan mengganggu bagian lainnya.

Misalnya, dedaunan terserang hama sehingga banyak daun menguning atau rontok. Kehidupan pohon dengan dedaunan yang rusak akan terganggu karena fungsi fotosintesis yang membutuhkan peran daun, tidak berjalan. Akhirnya, proses pembentukan makanan yang diperlukan pohon untuk pertumbuhannya tidak berlangsung dan pohon lama kelamaan akan mati.

Begitupula dengan kerusakan atau gangguan pada batang. Batang pohon yang diserang hama atau penyakit misalnya, akan mengalami kerusakan bagian penting penyalur makanan dari daun ke seluruh bagian tanaman. Batang sebagai penyangga berdirinya pohon akan rapuh atau melapuk akibat serangan penyakit. Akibatnya, penyakit bisa menjalar ke seluruh bagian pohon sehingga pohon mudah tumbang dan kemudian mati.

Bagian terpenting dari pohon adalah akar. Seringkali kita melihat batang pohon yang gagah dan kokoh serta tajuk yang menjulang tinggi tiba-tiba ambruk menimpa permukaan tanah. Ternyata, akar pohon yang tumbang tersebut sudah rapuh atau melapuk akibat terserang penyakit. Akar yang lemah dan tak lagi mampu mengikat kuat dipermukaan tanah akan meruntuhkan pohon yang tadinya berdiri tegak dan kokoh.

Sejarah merupakan urutan peristiwa yang saling terkait. Satu peristiwa pada masa kini tak lepas dari peristiwa waktu sebelumnya. Perjalanan seseorang yang mencapai sukses saat ini tidak lepas dari sejarah masa lalunya. Masa lalu yang menyimpan kegetiran, kepahitan dan kepedihan merupakan bagian dari proses yang harus dilalui seorang yang menggapai kesuksesan masa kini.

Karenanya, ada istilah yang sering disebutkan bila mengaitkan peristiwa saat ini dengan masa lalu yaitu akar sejarah. Ya, sejarah erat dengan akar yang secara mudah bisa dilihat dari fungsi akar pada pohon. Akarlah pertama kali tumbuh dan kemudian perlahan-lahan memunculkan tunas dan menumbuhkan batang. Melalui akar yang makin kokoh, pohon kemudian tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan besar dan memberi banyak manfaat.

Merunut sejarah seseorang atau peristiwa laksana merenungi keberadaan dan kehidupan pohon. Sejarah manusia yang diberi kesuksesan di masa lalu selalu menjadi inspirasi bagi manusia masa kini untuk meniru kesuksesan mereka. Sebaliknya, manusia atau komunitas yang di masa dulu terkena musibah atau bencana besar menjadi renungan manusia zaman sekarang untuk tidak mengikuti jejak mereka agar terhidar dari kecelakaan. Dan pada pohon, sosok pohon yang kokoh berasal dari kuat dan kokohnya akarnya. Sebaliknya, pohon yang tumbuh dengan kerontang dan kerdil karena akar-akarnya tidak berfungsi atau bahkan rusak.

Sangatlah perlu kita menyimak Sabda Tuhan dalam kitab Suci, betapa DIA member kunci-kunci tentang meraih kebahagiaan dan keberhasilan dengan menggambarkan kejayaan kaum yang pernah ada di masa lalu. Sebaliknya, Tuhan mengingatkan pada kita bahwa manusia ini akan hancur dan mendapat siksaan apabila mengikuti jejak dan perilaku bangsa atau kaum yang dulunya pernah dimusnahkan atau dihukum oleh-Nya. Semua sangat gambalang dan mudah dicerna apabila kita serius merenungi ayat-ayat yang kit abaca dari kumpulan firman-Nya di Kitab Suci.

Tuhan membeberkan bagaimana bangsa-bangsa yang dulu berjaya karena memiliki tingkat kedekatan yang tinggi pada Tuhan-Nya serta berkarakter kuat penuh teladan kebaikan. Tuhan juga menghamparkan perjalanan sejarah kaum-kaum yang durhaka, memperturutkan hawa nafsu dan penuh kesombongan yang akhirnya menjadi pelajaran berharga untuk tidak dijadikan contoh hidup bagi manusia kini. Bangsa-bangsa yang tertinggal dan berada pada titik nadir di zaman kini memiliki karakter yang tak berbeda dengan kisah-kisah abadi dari kaum-kaum terhina di masa lalu.

Maka DIA selalu mengingatkan manusia, “Renungilah, hai orang-orang yang berakal!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun