Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pasukan “Berani Mati” itu adalah Seorang Ustadz

7 Oktober 2012   10:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:08 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_210188" align="aligncenter" width="640" caption="TK Alquran yang dikelola oleh Pak Agusman di Jl Garuda Kapuas (dok. Agusman)"]

1349603844650952678
1349603844650952678
[/caption] [caption id="attachment_210189" align="aligncenter" width="448" caption="Suasana belajar para santri Pak Agusman (TKA Nurul Mubin) (dok. Agusman)"]
1349603887257553682
1349603887257553682
[/caption] [caption id="attachment_210190" align="aligncenter" width="640" caption="Santri Pak Agusman yang semangat belajar (dok. Agusman)"]
1349603935668723498
1349603935668723498
[/caption]

Pak Agusman lalu menunjukkan bangunan dan aktifitas TK Alquran yang beliau kelola. TKA ini Pak Agusman kelola dengan biaya mandiri dan sumbangan donatur. Pak Agusman yang rendah hati ini juga menceritakan bagaimana Tuhan membuka jalan kelapangan sehingga lembaga pendidikan sederhana itu bisa memiliki murid puluhan orang sampai saat ini.

Saya terharu melihat foto-foto anak didiknya dan kebersahajaan bangunannya. Saya benar-benar terharu karena Pak Agusman tidak mau menerima sumbangan dari uang yang tidak jelas. Pernah suatu ketika tim sukses dari salah satu calon bupati Kapuas menawarkan bantuan dana untuk TK-nya asalkan mendukung calon yang diusungnya. Dengan tegas Pak Agusman menolak.

Keyakinan akan kualitas moral yang baik dari Pak Agusman semakin nyata ketika saya memberikan honor dan uang sewa kendaraan yang memang sudah dianggarkan dalam penelitian saya.

“Ah, tidak Pak. Tidak usah bayar, Pak. Ini sudah tugas, komandan menyuruh, saya jalankan.”

“Terimalah, Pak. Ini memang hak Bapak.” Agak alot saya bernegosiasi agar Pak Agusman menerima haknya.”

“Terima kasih lah Pak. Saya tidak meminta loh. Wah banyak betul Pak.”

Pak Agusman kaget melihat uang yang saya serahkan. Bagi uang yang tidak sampai Rp. 200 ribu itu masih tidak sepadan dengan tugasnya.

Kembali saya merasa mendapat pelajaan berharga dari perjalanan penelitian saya di Kapuas. Pelajaran itu lagi-lagi saya peroleh dari orang yang selama ini luput dari perhatian khalayak. Saya bersyukur Pak Agusman bekerja di tempat yang cukup kondusif untuk menjaga kualitas moralnya yang jujur dan santun. Salah satu hal yang mendukung lingkungan kerja di tempat Pak Agusman adalah komandan atau pemimpin kantornya yang juga menjadi teladan anak buahnya tentang kejujuran dan mnejauhi perbuatan tercela lainnya.

Terima kasih Pak Agusman, pasukan berani mati-in api yang jujur dan seorang ustadz.

[caption id="attachment_210191" align="aligncenter" width="410" caption="Saya (jongkok paling kanan) dan Pak Agusman (jongkok paling kiri) sedang berfoto bersama bersama Pasukan MA lainnya (dok. pribadi)"]

13496039801611425789
13496039801611425789
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun