Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemimpin Kita Diingatkan oleh Serial OMAR

19 Agustus 2012   12:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:32 1216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial OMAR (MBC Group)

4. Umar selalu berbaur dan terjun ke bawah untuk mengetahui kondisi rakyatnya. Ini yang sangat fenomenal dari kepemimpinan Umar. Beliau punya kekuatan untuk menggunakan waktu-waktunya berkeliling memantau dan mendengar keluhan rakyatnya secara langsung. Tidak hanya itu, beliau justru langsung mengeksekusi permintaan rakyatnya. Kisah bagaimana Umar memanggul tepung dipundaknya sendiri untuk diberikan pada rakyatnya yang kekurangan pangan sudah cukup mewakili tanggung jawabnya yang begitu besar sebagai pemimpin. Beliau selalu menangis, khawatir ada seorang rakyat yang sengsara akibat kepemimpinannya. Lalu bagaimana dengan kondisi pemimpin di lingkungan kita? Pemimpin saat ini lebih memilih mendengar kondisi rakyat dari data, informasi dan kajian orang lain. Mereka dengan bangganya memperlihatkan capaian angka-angka namun buta dengan fakta. Mereka malas dan malu bergaul dengan rakyat karena tidak mau bertanggung jawab sendiri dengan janji-janji politiknya. Pemimpin di sekitar kita saat ini lebih memilih mengambil jarak dengan rakyat. Rakyat hanya mendapat keluh kesah mereka sedangkan mereka tidak peduli dengan keluh kesah rakyatnya.

5. Umat tak segan-segan mengganti pejabat yang menyimpang atau tidak bekerja sesuai perintah. Umar sangat konsisten dalam menerapkan pemerintahan yanga adil dan bersih. Ketika ditemukan ada pejabat yang dinilai melenceng seperti mengelola kekayaan negara dengan tidak benar atau kebijakannya hanya menguntungkan keluarganya, maka Umar langsung menggantinya. Umar tidak ingin ada pejabat pemerintah yang menjalankan kebijakan atas kemauannya sendiri dan tidak mengacu pada hukum yang berlaku. Dan sungguh menakjubkan, pejabat yang diganti dengan lapang menerima pergantian tersebut. Ini bisa diwakilkan dalam cuplikan bagaimana Umar mengganti Khalid bin Walid dan Saad bin Abi Waqqash sebagai pejabat pemerintah meski keduaya sahabat utama Rasulullah dan banyak jasanya. Bagaimana dengan kondisi pemimpin di sekitar kita? Pembiaran demi pembiaran atas penyimpangan pejabat membuat pemerintahan dikungkung masalah demi masalah. Akhirnya tingkat kepercayaan rakyat menurun akibat ketidaktegasan pemimpin dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan professional.

6. Umar mau mendengar dan menerima kritik rakyatnya. Seorang wanita di zaman itu pernah mengeluhkan urusan mahar yang sangat tinggi yang ditetapkan kaum wanita. Ketika itu, Umar Bin Khattab berinisiatif memberikan batas maksimal mahar yaitu sebesar 400 dirham. Namun segera saja dia menerima protes dari para seorang wanita dan memperingatkannya dengan sebuah ayat Alquran. Umar mengakui bahwa pendapat wanita tersebut benar dan dia salah. Akhirnya Umar tidak jadi membatasi besaran mahar setelah mendengar pendapat dari rakyatnya. Lalu bagaimana dengan kondisi pemimpin di sekitar kita? Mereka banyak yang menganggap kritik sebagai sebuah serangan. Kritik dari rakyat tidak dianggap dan tetap bersikukuh dengan pendapat yang diambil dari orang-orang dekatnya saja. Pemimpin zaman ini seolah buta dan tuli dengan aspirasi rakyatnya. Duh, kapan pemimpin yang peka dan peduli seperti Umar hadir?

Masih banyak inspirasi lain dari kepemimpinan Umar yang sangat fenomenal. Sebuah kisah teladan yang takkan lekang ditelan masa dan tak luntur dengan bergantinya generasi. Tak ada salahnya, para pemimpin selalu menyimak kisah-kisah dalam Film OMAR agar selalu ingat bahwa kepemimpinan adalah amanah yang sangat berat pertanggungjawabannya disisi Allah dan di sisi manusia. Agar para pemimpin selalu bersama rakyat tidak mengabaikan rakyat. Supaya pejabat tidak sewenang-wenang karena ada pemimpin yang siap mengingatkannya. Agar harta bukan untuk dimasukkan dalam hati, cukup digenggam oleh tangan. Supaya keadilan hukum dan kesejahteraan secara adil dirasakan oleh rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun