Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sketsa Warga Kapuas (3:) Bahu Membahu Memadamkan Kebakaran Rumah

18 April 2012   14:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:28 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_175423" align="aligncenter" width="448" caption="Warga Kapuas bersama Tim Pemadam Kebakaran bahu membahu memadamkan kebakaran rumah di Kuala Kapuas (dok. pribadi)"][/caption] Suara sirine menghentikan obrolan saya dengan Pak Sumarjito, Komandan Manggala Agni di Kuala Kapuas Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Mangggala Agni adalah Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dalam lingkup struktur Balai Konservasi Sumberdaya Alam Kementerian Kehutanan. Meski tugas pokok dan fungsinya mengendalikan kebakaran di areal Hutan Konservasi, namun pada prakteknya Manggala Agni sangat diandalkan masyarakat untuk memadamkan lahan dan juga perumahan. “Pak,ada kebakaran rumah tuh,” Kata Pak Sumarjito “Berarti pasukan Bapak terjun nih? Balas saya “Iya itu, mereka sudah mau berangkat.” “Saya bisa ikut, Pak?” “Ayo ikut saja, sekalian bantu dokumentasi. Tapi cepat loh, Pak. Biarkan saja laptopnya, saya yang beresin.” Saya langsung mematikan laptop dan membereskan peralatan lain. Tak lupa saya bawa kamera digital dan Global Positioning System (GPS). Saya memiliki kesempatan untuk meliput langsung kebakaran perumahan sekaligus ingin membuktikan ketangguhan pasukan Manggala Agni. Diluar sudah menunggu pasukan Manggala Agni dengan peralatannya. Saya segera naik mobil sambil menjinjing sepatu dan kaos kaki karena tidak ingin berlama-lama ditunggu. Jangan heran, peralatan pemadaman Manggala Agni hanya beberapa selang masing-masing sepanjang 20 m dan pompa air, bukan mobil dengan tangki air yang besar. Justru dengan mobil Hiline bak terbuka dan alat seperti ini, mereka dengan lincah membelah jalanan kota Kuala Kapuas. Bagaimana dengan air? Jangan khawatir, Kuala Kapuas penuh dengan parit berisi air yang tak pernah surut. “Wooooi minggir…, Demikian teriak sopir dan 4 pasukan yang ada di belakang mobil pada pengendara bermotor. Pak Edy, sopir Hiline sangat piawai mengendarai mobil pemadam ini. Dengan kecepatan penuh tanpa rem, mobil melaju menuju Jalan Seroja, Kelurahan Selat Tengah Kecamatan Kuala Kapuas. Lokasi kebakaran hanya 20 m dari kantor Lurah Selat Tengah. [caption id="attachment_175436" align="aligncenter" width="448" caption="Kantor Lurah Selat tengah Kecamatan Selat Kuala Kapuas (dok. pribadi)"]

13347568931376912421
13347568931376912421
[/caption] Masyarakat menyemut di sekitar lokasi dan ini menyulitkan kendaraan pemadam kebakaran masuk. Untunglah banyak petugas dari Satpol PP dan warga yang membantu kendaraan kami lewat. Disana sudah terlihat beberapa regu pemadam sudah menyemprotkan air ke rumah yang terbakar. Saya melihat masyarakat sangat memperhatikan dan menantikan kehadiran Manggala Agni. Saya mulai yakin dengan cerita sebelum ini tentang mereka. [caption id="attachment_175424" align="aligncenter" width="448" caption="Tim Manggala Agni Menghulur Selang (dok. pribadi)"]
13347557471104019400
13347557471104019400
[/caption] Setelah memarkir mobil, kami langsung bergerak. Pak Edy langsung menghulur selang yang tadinya digulung. Selang dengan sambungan bercabang sebanyak enam selang (120 m) sudah terpasang. Tim lain menuju parit berisi air. Air parit kotor berlumut tak jadi soal. Selang sudah terpasang dan mesin pompa sudah dihidupkan. [caption id="attachment_175427" align="aligncenter" width="448" caption="Selang cabang (dok. pribadi)"]
1334755861605854737
1334755861605854737
[/caption] [caption id="attachment_175430" align="aligncenter" width="448" caption="Anggota Manggala Agni turun ke parit untuk menyedot air (dok. pribadi)"]
1334756015324429273
1334756015324429273
[/caption] “Srrrrrr….” Bunyi air memancar kencang dari selang. Pasukan Manggala Agni langsung bergabung dengan tim lain. [caption id="attachment_175437" align="aligncenter" width="448" caption="Air pun memancar dan siap memadamkan api (dok. pribadi)"]
13347569851931215339
13347569851931215339
[/caption] Saya langsung mendekat ke lokasi kebakaran. Dengan topi Manggala Agni yang saya pakai, saya bebas bergerak masuk sedekat mungkin ke lokasi kebakaran. Api masih menyala yang menghanguskan lima rumah. Saya tidak sempat mencari informasi penyebab kebakaran ini. Saya larut dalam aksi fenomenal bahu membahunya warga membantu memadamkan api. [caption id="attachment_175438" align="aligncenter" width="448" caption="Menyemprot rumah yang terbakar (dok. pribadi)"]
1334757081269661902
1334757081269661902
[/caption] [caption id="attachment_175439" align="aligncenter" width="448" caption="Menyempror rumah yang terbakar (dok. pribadi)"]
1334757163102949646
1334757163102949646
[/caption] Selain Manggala Agni, banyak tim lain yang ikut memabantu memadamkan api. Ada tim Pemadam Kebakaran Kabupaten Kuala Kapuas, Tim Tagana (Dinas Sosial) dan pasukan pemadam swadaya yang disebut dengan BPK (Barisan Pemadam Kebakaran). Di lokasi kebakaran saya sempat melihat seragam dari BPK Mawar, BPK Anggrek, BPK Al-Abrar dan BPK lain. Menurut anggota Manggala Agni, untuk wilayah kota, banyak BPK yang terbentuk atas dukungan pemeintah. Ketika terjadi kebakaran rumah, banyak tim yang turun. BPK memang hadir untuk saling membantu satu sama lain ketika terjadi kebakaran. [caption id="attachment_175440" align="aligncenter" width="448" caption="Rumah yang hangus terbakar (dok. pribadi)"]
1334757283388851458
1334757283388851458
[/caption] Tidak hanya BPK, saya juga menyaksikan warga terdekat ada yang membantu menyediakan minuman untuk para pemadam. Ada yang ikut mengatur lalu lintas. Namun ada juga yang hanya menonton dan foto-foto. Sekitar pukul 17.00 WIB (18/04/2012) atau kurang dari satu jam sejak api pertama kali menyala, kebakaran di Jalan Seroja Kuala Kapuas akhirnya padam. Tampak anggota pemadam dari Manggala Agni kelelahan. Mereka hanya sempat minum satu gelas air mineral yang diberikan warga. Itu saja. Lalu kami pulang ke markas di Jalan Patih Rumbi No. 40 Kuala Kapuas. [caption id="attachment_175441" align="aligncenter" width="448" caption="Api berhasil dipadamkan, kini tinggal puing arang yang tersisa (dok. pribadi)"]
13347573751041550922
13347573751041550922
[/caption] Ada rasa sedih melihat rumah yang luluh lantak dan hangus menjadi arang. Namun ada rasa haru melihat masyarakat dan tim pemadam kebakaran bahu membahu membantu warga menyelamatkan nyawa dan harta mereka. Ini sebuah pesan penting pada saya dan mungkin bagi kita bahwa masing ada jiwa patriotisme anak bangsa ini. Di Kapuas, tanpa pandang suku, agama dan status semua bergerak dengan satu motif, rasa kemanusiaan. [caption id="attachment_175443" align="aligncenter" width="448" caption="Warga yang menyediakan minum untuk pemadam kebakaran (dok. pribadi)"]
1334757490809371883
1334757490809371883
[/caption] Masih ada jiwa kemanusiaan yang tertanam dan tumbuh subur di masyarakat kita. Saya yakin kemanusiaa ini masih kuat di dalam jiwa bangsa kita. Semoga. Salam saling peduli!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun