Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bahkan Kodok dan Tikus pun Sulit Menyeberang Jalan

24 Januari 2012   06:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:31 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_158089" align="aligncenter" width="604" caption="Pengendara Bermotor yang Penuh dengan Muatan (dok. pribadi)"][/caption] Barangkali bermacam kesan yang terungkap setelah melihat gambar di atas. Sebuah pemandangan yang lazim melihat perilaku berkendara masyarakat Indonesia. Keselamatan diri dan orang lain seolah terabaikan demi penghematan dan efesiensi waktu. Gambar dia atas sedikit banyak terkait dengan perbincangan hangat dan deras saat ini berkisar tentang kecelakaan maut. Banyak yang membahas dari sisi penyebab, gaya hidup pelaku, kondisi transportasi, peran kepolisian dan bela sungkawa pada keluarga korban. Sisi lain yang perlu jadi bahan intrrospeksi salah satunya adalah perilaku pengendara kendaraan bermotor sendiri yang membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Kita bisa tengok ke belakang data tentang kecelakaan kendaraan. Berapakah yang mati di jalan dan siapa mereka? Kompas.com merilis berita terkait mudik lebaran, berdasarkan data Mabes Polri, total kecelakaan lalu lintas pada Lebaran 2011 berjumlah 6.280 insiden. Kecelakaan sepeda motor sebanyak 4.482 insiden atau naik 46 persen dibandingkan dengan 2010 sebanyak 3.080 insiden. Kecelakaan terbanyak kedua terjadi pada mobil penumpang, yakni sebanyak 865 insiden atau naik 21 persen dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 714 insiden. Di urutan ketiga adalah kecelakaan mobil barang yang mencapai 546 insiden atau naik 14 persen dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 481 insiden. Dalam rilis metopostonline, Ketua KNKT Tatang Kurniadi, mengatakan, ada sekitar 46 investigasi yang dilakukan dan menghasilkan 99 rekomendasi. Kesimpulannya, penyebab tertinggi kecelakaan transportasi tahun lalu dikarenakan faktor manusia atau human factor. Ketua KNKT menarik kesimpulan bahwa Safety culture (budaya keselamatan) di masyarakat kita masih belum terbangun sempurna. Baik di tingkat regulator, operator, maupun di kalangan Investigator KNKT sendiri, masih relatif lemah. Sedangkan Pengamat transportasi Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno kepada Jurnal Nasional, Minggu (1/1) berpendapat bahwa manusia memegang peran penting menurunkan angka kecelakaan. Cuma selama ini kebijakan yang dibuat tak pernah bisa menurunkan angka kecelakaan tersebut. Sebakai Biker, saya menjadi saksi (sesekali mungkin jadi pelaku) betapa perilaku berkendara masyarakat sebagian tak peduli pada nyawanya sendiri dan nyawa orang lain. Dengan alasan dikejar waktu, penghematan biaya transport dan mengejar target pekerjaan, pengendara motor khususnya “lari” kencang bak dikejar setan. Seolah besok adalah kiamat, motor melaju tanpa mau dihambat oleh apapun Padahal pengendara motor adalah paling lemah di jalan bila harus berhadapan dengan mobil. Bus, dan truk. Jalan trotoar tempat pejalan kaki pun habis “dijajah” oleh mobil parkir, pedagang kaki lima dan pengendara motor yang menyerobot,saat lalu lintas padat. Untuk berjalan kaki di tempat yang jadi hak-nya saja, pejalan kaki sudah hampir tidak bisa. Jangan-jangan kodok dan tikus got pun tidak berani lagi menyebarang jalan karena jalanan kini banyak dikuasi manusia perenggut nyawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun