Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menolong Pengemis

12 Januari 2012   03:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:00 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kita Menolong

Prinsip penting dalam menolong seseorang atau kelompok orang adalah bagaimana menolong seseorang hingga seseorang mampu menolong dirinya sendiri. Ini adalah prinsip pemberdayaan. Pemberdayaan adalah mengembangkan produktifitas. Seringkali kita mengistilahkan pemberdayaan dengan :

”Jangan beri ikan, tapi kasih pancing”.

Istilah ini akan lebih tepat bila kemudian kita tambahkan

”Beritahu juga dimana kolam, sungai atau laut yang banyak ikannya, bagaimana cara memancing dan umpan apa yang cocok”

Memberi ”ikan” hanya cocok diberikan pada orang jompo, cacat fisik atau orang yang mengalami gangguan jiwa. Diluar golongan itu, kita harus mencari sumber masalah kehidupan mereka dulu sebelum memberinya ”pancing”. Salah mencari penyebab maka pertolongan kita akan salah sasaran. Jangan-jangan kita memberi santunan pada orang yang seharusnya dikembangkan produktifitasnya. Sebaliknya, kita memaksa orang yang sulit dikembangkan produkstifitasnya untuk diajak bekerja keras dengan bantuan sangat minim.

Bagi orang yang masuk pada golongan satu dan dua, tidak ada alasan untuk tidak bekerja. Kelompok ini perlu ditolong bagaimana mereka bisa sadar akan masalahnya dan kemudian ditingkatkan produktivitasnya. Bagi golongan ketiga, pertolongan diarahkan bagaimana dia sadar akan sikapnya yang merugikan orang lain sehingga produktifitas kerjanya membawa manfaat bukan mudharat.

Bagi orang yang masuk kategori golongan keempat, bantuan pada mereka berbentuk santunan. Kelompok ini tidak mungkin atau sulit dikembangkan produktifitasnya. Tetapi, kita justru melihat orang jompo dan orang cacat ternyata mampu bekerja produktif melebihi orang muda dan berbadan normal.

Apa yang bisa kita lakukan. Bila kita hanya punya informasi, itu adalah sesuatu yang sangat berharga bagi orang yang membutuhkan. Kita memiliki ketrampilan, itu akan dapat meningkatkan kualitas bagi produktifitas kerja. Kita punya modal, tentu saja kita harus salurkan pada program yang produktif dan ke lembaga yang berpengalaman agar efektif hasilnya. Bahkan, kalau kita hanya bisa menasehati atau memotivasi, tolonglah mereka agar bangkit semangatnya.

Seluruh pertolongan yang kita berikan pada kelompok orang yang bermasalah akan lebih efetif bila dikelola secara kelompok atau institusi dan amanah. Menyalurkan bantuan sendiri-sendiri kurang efektif karena masalah sosial sangat luas dimensinya. Kumpulan bantuan perorangan yang dikelola dengan baik akan terasa manfaatnya. Lebih baik memberi pada orang yang tepat dengan bantuan yang bersifat produktif daripada memberi pada banyak orang namun bantuannya bersifat konsumtif.

Bagaimana dengan Bantuan Tunai Langsung? Sudah tepat sasarankah? Sahabat sendiri yang bisa menilainya sesuai fakta yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun