6. Keutamaan Ramadhan yang dinanti adalah Lailatul Qadar (malam kemuliaan) yang menurut Alquran dan Hadits bisa diraih oleh orang beriman yang tekun dan ikhlas menghidupkan malam dengan itikaf.
7. Menurut Prof. Nasaruddin Umar dalam Rahasia Qiyamullail, (Harian Republika, 15 Agustus 2010) di malam hari, kecerdasan spiritual lebih dominan ketimbang rasional. Rasa lebih dominan di malam hari. Di siang hari akal menguasai alam pikiran. Ketegasan menjadi dominan ketimbang kelembutan. Jika membuat surat di malam hari, pasti terlalu panjang untuk dibaca di siang hari. Bahkan bisa dirobek. Sebaliknya, jika membuat surat di siang hari untuk dibaca pada malam hari maka akan terlalu pendek.
8. Pada saat malam tiba manusia menjadi makhluk lemah lembut dan manja. Manusia akan cenderung menjadi seorang hamba yang butuh belas kasih dan akan sering mengadu kepada Allah.
9. Waktu istijabah untuk memohon ampun dan hajat kepada Allah ditempatkan pada waktu sahur. Hal ini bisa dilihat pada Surat Ali Imran/3: 17 dan Adz zariyaat/51: 17-18:
” (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu Sahur” (Ali Imran/3: 17).
10. Menghidupkan malam merupakan kebiasaan orang-orang bertakwa yang akan mendapat balasan surga. Mereka senantiasa berbuat kebaikan khususnya di malam hari seperti yang dituliskan pada Alquran di Surat Adz zariyaat/51: 17-18
” Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar (waktu Sahur)." (Adz zariyaat/51: 17-18).
Oleh karena itu, deraikan air mata, lembutkan suara, panjangkan permintaan, ketuklah pintu gudang yang penuh rahasia, yaitu malam hari. DIA tidak akan memandang lemah dirimu yang menangis, tak akan jemu mendengar rintihanmu, tak akan bosan membaca surat cintamu di malam hari. Jangan sampai kau kecewakan DIA karena kita tidak mau meluagkan waktu menghadapnya.
Ketika ulama Tabi’in bernama Hasan Bashri, ditanya oleh seseorang, ”mengapa orang yang rajin melaksanakan ibadah malam atau qiyamullail, wajahnya bersinar cerah.”
Sufi tersebut menjawab, ”karena mereka telah meluangkan waktu untuk Allah sehingga mereka mendapatkan cahaya Sang Pencipta.”
Wallahu’a’lam bisshawab
Achmad Siddik Thoha
siddikthoha@yahoo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H