Dilansir dari laman Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), G20 merupakan forum antarnegara yang terbentuk ketika krisis ekonomi melanda dunia pada tahun 1999. G20 hadir untuk merangkul negara maju dan berkembang agar bersama-sama mengatasi krisis ekonomi, utamanya Asia, Rusia, dan Amerika Latin.
Menurut sidang KTT Group Of 20 (G20) yang diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober 2021 di Roma, Italia. Keketuaan presidensi Italia yaikni PM Mario Draghi menyerahkan jabatannya kepada Presiden Joko Widodo. Hal tersebut menjadi momentum pertama bagi Indonesia untuk menjabat sebagai Presidensi G20 pada tahun 2022.
Dalam forum ini, Indonesia adalah satu-satunya wakil dari ASEAN sekaligus menjadi satu dari sembilan negara berkembang. Dalam Pidato Presiden Joko Widodo, ia menyampaikan tema besar Presidensi G20 indonesia 2022 yakni “Recover Together, Recover Stronger”. Melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh negara di dunia untuk saling bahu-membahu, mendukung untuk pulih bersama, serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.
Lantas, apakah Indonesia siap menjalankan mandat ini dan apakah Indonesia akan mendapatkan utilitas sebagai pemimpin atau sekadar menjadi tuan rumah?
Keberlangsungan mandat ini terhitung satu tahun mulai dari 1 Desember 2021 hingga 30 november 2022. Dalam menjalankan mandatnya, Indonesia tidak akan luput dari berbagai tantangan, diantaranya pandemi Covid-19 yang telah merubah tatanan politik dunia.
Di samping itu, adanya invasi Rusia terhadap Ukraina yang berdampak pada kenaikan harga minyak yang signifikan. Dua permasalahan ini akan menjadi tantangan besar bagi Indonesia dalam menjalankan mandatnya selama enam bulan ke depan.
Terdapat alasan menarik yang melatarbelakangi terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah G20 2022. Pada tahun 2019, Indonesia sudah memiliki ambisi yang besar untuk menjadi tuan rumah KTT APEC (2021), KTT G20 (2023), dan Ketua ASEAN (2022). Akan tetapi, Indonesia juga terpilih menjadi ketua ASEAN yang diselenggarakan pada tahun 2023, maka dari itu Indonesia bertukar dengan India agar menjadi tuan rumah dari KTT G20 pada tahun 2022.
Dalam KTT G20 periode ini, Indonesia akan mencanangkan 3 agenda atau isu prioritas yaitu Arsitektur Kesehatan Global, Transformasi ekonomi Digital dan Transisi Energi yang Berkelanjutan. Isu prioritas tersebut terdiri dari dua jalur keuangan yang dipimpin oleh Kementerian Keuangan serta Bank Indonesia.
Pertama adalah finance track yang akan membahas suatu agenda yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan. Kedua adalah sherpa track yang akan membahas keseluruhan secara detail termasuk di luar keuangan seperti budaya, pendidikan, kesehatan, energi berkelanjutan, dan sebagainya.
Tak berhenti di situ saja, dengan terpilihnya Indonesia sebagai presidensi G20, hal ini tentu akan membawa berbagai manfaat. Pertama, meningkatkan devisa dan kunjungan delegasi ke Indonesia di mana Indonesia diprediksi akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,4 triliun seperti penerimaan yang diterima oleh host country sebelumnya karena kunjungan dari 20 delegasi.