Mohon tunggu...
Achmad Riza Azizi
Achmad Riza Azizi Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswa IAIN jember

Jangan mudah menyerah sebelum titik darah penghabisan 🌹

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Mana Suku Using Berasal?

22 Maret 2020   23:14 Diperbarui: 22 Maret 2020   23:16 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suku using adalah salah satu suku bangsa Indonesia yang hanya terdapat di Kabupaten Banyuwangi, yang memiliki ke khasan tersendiri. Wilayah yang masih mempertahankan adat dan istiadat Using adalah Desa Kemiren. masyarakat Using juga memiliki identitas, di antaranya adalah Bahasa, adat budaya, dan rumah adatnyai. 

Sejarah masyarakat Using berawal dari sejarah Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Blambangan yang mempunyai pengaruh hindu yang sangat kuat, yang pada tahun 1639 terjadi islamisasi oleh Kerajaan Mataram. Sejarah pembentukan Desa Kemiren berawal dari pembabatan hutan yang digunakan untuk ngili (ngungsi) dari serangan tentara Belanda. 

Bukti fisik sejarah Desa Kemiren adalah pohon durian merah yang masih tersisa dari pembabatan hutan dan jalan  utama desa yang merupakan acuan permukiman masyarakat yang berkembang secara linier mengikuti jalan tersebut. Kegiatan budaya di Desa Kemiren tidak hanya terkait dengan kelompok masyarakat  dan kegiatan mata pencaharian, namun juga terdapat beberapa kegiatan terkait  dengan daur hidup dan keselamatan. Kegiatan yang terkait dengan daur hidup, diantaranya adalah selamatan kehamilan,kelahiran, khitanan/ngoloni, perkawinan, dan kematian. Pola pergerakan dan ruang yang digunakan dalam kegiatan selamatan daur hidup adalah sebagai berikut:
- Selamatan kehamilan terdiri dari tiga tahapan, yaitu Nyelameti Telu, Tingkeban, dan Nyelameti Procot. Pola pergerakannya adalah dari satu titik ke satu titik, menyebar dari satu titik ke beberapa titik, dan mengumpul dari beberapa titik menuju ke satu titik. Ruang yang digunakan adalah ruang mikro, yaitu di dalam rumah.
- Selamatan kelahiran terdiri dari empat tahapan, yaitu Sepasar, Selapan, Nyukit  Lemah dan Mudun Lemah. Pola pergerakannya adalah memusat di dalam rumah. Ruangan yang digunakan adalah rumah dan pekarangan rumah.
-Khitanan pada masyarakat Using disebut sebagai ngoloni, karena sebelum di  khitan harus dikoloni terlebih dahulu. Menjelang di khitan, anak diarak keliling kampung terlebih dahulu. Jalan utama Desa Kemiren merupakan tempat utama dalam proses arak-arakan. Setelah arak-arakan, proses selanjutnya dilaksanakan di dalam dan dipekarangan rumah.
- Masyarakat Using di Desa Kemiren mengenal beberapa bentuk perkawinan, yaitu  perkawinan nyolong, perkawinan ngleboni, dan perkawinan angkat-angkatan.  Upacara perkawinan pada masyarakat Using terjadi 2 kali, yaitu upacara perkawinan dan upacara surup. Pada upacara perkawinan dilaksanakan di rumah mempelai wanita dan ruang publik bertempat di halaman rumah. Upacara yang kedua adalah upacara surup yang terdapat beberapa rangkaian kegiatan seperti arak-arakan mengelilingi perkampungan dengan rute sepanjang jalan utama desa perang bangkat yang berlangsung di pekarangan rumah, surup yang berlangsung di dalam rumah, dan tublek punjen yang dapat berlangsung di dalam rumah atau di pekarangan rumah.
- Upacara kematian tidak jauh berbeda dengan tradisi dalam agama islam yang dianut oleh masyarakat. Setelah orang yang meninggal dimakamkan, kerabat dan warga desa mengadakan tahlilan dan selamatan untuk mendoakan roh-roh yang  meninggal yang kegiatannya dilaksanakan di dalam rumah. Kegiatan yang terkait dengan keselamatan, di antaranya adalah:
a. Selamatan Barong Iderbumi
Selamatan Barong Iderbumi di adakan setiap satu tahun 1 kali yang dilaksanakanpada hari ke-2 Syawal atau hari kedua pada saat Idul Fitri. Selamatan BarongIderbumi bertujuan supaya masyarakat Desa Kemiren terhindar dari segalamalapetaka. Selamatan Barong Iderbumi diikuti oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Proses kegiatan selamatan Iderbumi terdiri dari 4 tahap, yaitu mempersiapkan tumpeng pecel pitik di pawon, berkumpul di rumah barong, arak-arakan, dan makan bersama. Pada tahap pertama ruang yang digunakan hanya dalam skala mikro di dalam rumah, sedangkan tahap ke 2-4 menggunakan ruang makro di jalan raya. Jalan  raya merupakan tempat yang masih dianggap sakral karena digunakan dalam beberapa acara selamatan desa, yang salah satunya digunakan dalam selamatan  Barong Iderbumi.
b. Selamatan Tumpeng Sewu
Selamatan Tumpeng Sewu juga dikenal sebagai selamatan Bersih Desa. Selamatan Tumpeng Sewu atau Bersih Desa dilaksanakan pada hari senin atau hari  jumat pada minggu pertama bulan Haji. Masyarakat menggelar selamatan Bersih  Desa dengan cara makan bersama seribu nasi tumpeng (tumpeng sewu) dengan menu pecel pitik. Pelaksanaan selamatan Tumpeng Sewu diikuti oleh seluruh masyarakat Desa  Kemiren. Selamatan ini dimulai sejak pagi hari sekitar pukul 09.00 yang diawali dengan menjemur kasur dengan motif yang sama, yaitu berwarna merah dan hitam. Setelah itu, semua masyarakat terutama yang wanita mulai sibuk menyiapkan tumpeng pecel pitik. Persiapan tumpeng dilakukan menjelang magrib dan memasang oncor ajug-ajug (obor duduk) di pinggir jalan utama desa. Seusai menjalankan shalat Magrib, masyarakat Desa Kemiren berkumpul di pinggir jalan utama untuk menjalankan proses selamatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun