Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duka Menari

23 Oktober 2016   11:02 Diperbarui: 23 Oktober 2016   12:02 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://penyairturin1897.blogspot.co.id/

Beginilah kita
Tertawa di tengah duka
Bukan air mata  
Atau kelam menggurita
Kebal pada segala rasa
Padu di tonggak kuasa
Yang menancap di ubun ubun kepala 

Oh tidak
Duka tidak istimewa
Di genggaman erat dada terbuka
Ia lewat sesekali saja
Larut di samudera fana
Rontok di bening mata
Pemilik bibir terindah sedunia 

Datang dan pergi
Duka menari-nari
Larut dalam riang hati
Pelan pasti mengabadi
Menjadi dongeng senja hari
Garis batas ruang sepi
Rumah kekasih rahasia sejati

Jagalan 231016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun