Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semarak Merdeka Belajar Meruntuhkan Stigma Negatif Pendidikan Nasional

30 Mei 2023   01:18 Diperbarui: 30 Mei 2023   01:20 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari mana pertanyaan itu dimunculkan? Projek pembelajaran dapat dirancang menggunakan pendekatan berbasis masalah. Pendekatan ini sesuai prinsip kontekstual yang mendasarkan pembelajaran pada pengalaman nyata dalam hidup sehari-hari.

Pembelajaran yang terhubung dengan permasalahan lingkungan sekitar dapat memantik rasa ingin tahu peserta didik. Pembelajaran berbasis masalah juga mendorong sikap kritis dan rasa peduli peserta didik terhadap lingkungan sekitar.

Prinsipnya, sebelum memulai projek penguatan profil pelajar Pancasila dan menyukseskan Semarak Merdeka Belajar, guru harus mengubah mindset agar mampu berpikir kritis dan holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan kontekstual.

Strategi Menerapkan Berpikir Kritis

Berikut ini beberapa strategi yang dapat diterapkan guru untuk melatih peserta didik berpikir kritis. Pertama, menggunakan pertanyaan terbuka sesuai topik pembelajaran. Melalui pertanyaan terbuka peserta didik dimotivasi menemukan jawaban yang mendalam; menganalisis jawaban dari berbagai perspektif untuk memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh; serta menyampaikan pendapat atau argumentasi mereka secara terbuka.

Kedua, mengaitkan gagasan-gagasan yang berbeda merupakan kunci dalam mengajarkan keterampilan berpikir kritis. Guru dapat bertanya, "Mengapa setiap hari banyak sisa makanan yang terbuang? Bagaimana caranya agar sisa makanan itu tidak terbuang percuma?"

Pertanyaan semacam itu membantu peserta didik mempertimbangkan situasi yang berbeda (sisa makanan yang terbuang), menemukan akar permasalahan, hingga merancang solusi untuk mengatasinya. 

Dipastikan jawaban dan gagasan peserta didik cukup beragam. Gagasan yang berbeda-beda dapat dikaitkan atau ditemukan saling keterkaitannya, lalu dirumuskan menjadi proposisi, atau langkah-langkah solusi.

Ketiga, membuat proyek kelompok diskusi adalah strategi yang efektif untuk mendorong keterampilan berpikir kritis. Dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik tidak hanya berinteraksi dengan pemikiran teman sekelasnya, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih luas. Mereka menyadari bahwa tidak ada satu pendekatan yang pasti benar dalam menghadapi masalah.

Peserta didik dapat diberi tugas untuk mendiskusikan isu kontroversial atau masalah kompleks di lingkungan sekitar mereka yang memerlukan pemikiran kritis. Mereka harus saling mendengarkan, mempertimbangkan berbagai sudut pandang, dan mencari solusi yang terbaik berdasarkan argumen yang kuat. 

Melalui kolaborasi ini peserta didik akan mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka serta menghargai keragaman ide dan pendapat dalam menyelesaikan masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun