Siapakah manusia dalam keranda yang semasa hidupnya justru menempuh jalan kematian sehingga nafsu dan ambisinya terbebas dari keinginan menonjolkan diri?
 Jalan hidup kematian yang kontras dengan hiruk-pikuk ketenaran, gegap-gempita persaingan, genderang perebutan kekuasaan. Hidupnya yang sepi dan sungguh terasa sepi bagi mereka yang terbiasa memfitnah atau difitnah, menikam atau ditikam, membunuh atau dibunuh.
Siapakah manusia dalam keranda itu? Aku hanya terbata-bata mengucapkan, "Selamat jalan, Guru."
Mentoro, Jumat legi. 01.2023
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!