Bahkan tak kurang ajaran agama pun memberikan peringatan yang tegas kepada pemeluknya agar tidak menelantarkan saudaranya yang kelaparan. Terlepas terjadi komersialisasi pada lembaga pengelola dana umat atau tidak, faktanya perputaran uang di sana cukup besar. Dan lagi-lagi, "korporasi" dana umat itu dikelola demi menolong mereka yang kebelet ingin cepat mentas dari kesulitan hidup.
Jadi, tunggang menunggang perihal kebelet sepertinya lumrah terjadi. Kebelet yang awalnya adalah gejala alamiah biologis bergeser menjadi fenomena psikologis. Ia bukan "kasus" individual semata; ia telah menjadi fenomena komunal yang melibatkan sejumlah kepentingan melalui bermacam-macam intrik, strategi, serta pendanaan keuangan yang tidak sedikit.
Tidak heran apabila jalan pintas, keputusan instan, keberanian melakukan shortcut dirasa lebih menggiurkan akibat dorongan kebelet cepat kaya, cepat populer, cepat berkuasa.[] Â
Jagalan, 16 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H