Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebelet yang Ditunggangi

16 Januari 2023   20:03 Diperbarui: 16 Januari 2023   20:05 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan tak kurang ajaran agama pun memberikan peringatan yang tegas kepada pemeluknya agar tidak menelantarkan saudaranya yang kelaparan. Terlepas terjadi komersialisasi pada lembaga pengelola dana umat atau tidak, faktanya perputaran uang di sana cukup besar. Dan lagi-lagi, "korporasi" dana umat itu dikelola demi menolong mereka yang kebelet ingin cepat mentas dari kesulitan hidup.

Jadi, tunggang menunggang perihal kebelet sepertinya lumrah terjadi. Kebelet yang awalnya adalah gejala alamiah biologis bergeser menjadi fenomena psikologis. Ia bukan "kasus" individual semata; ia telah menjadi fenomena komunal yang melibatkan sejumlah kepentingan melalui bermacam-macam intrik, strategi, serta pendanaan keuangan yang tidak sedikit.

Tidak heran apabila jalan pintas, keputusan instan, keberanian melakukan shortcut dirasa lebih menggiurkan akibat dorongan kebelet cepat kaya, cepat populer, cepat berkuasa.[]  

Jagalan, 16 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun