Ini malam batal hening. Riuh isi kepala  hendak meledak. Ada juga bayangan wajahmu melintas-lintas depan mata. Bertingkah antara ada dan tiada.
Serabut asap wajahmu meliuk melambai. Mata sayup tulang sendi lunglai. Nafas tinggal separuh. Sedemikian tega engkau menyodorkan nikmat yang sengsara.
Sedetik saja, sedetik saja, suaramu menempel di telinga. Entah berbisik entah mendesah: hujan badai porak poranda. Jiwa basah sukma gelisah. Setan-setan bersorak.
Apa maumu!
Jangan berjubah misteri jika adamu hadir begitu nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H