Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Diam Ditikam Bicara Disiksa

7 Juni 2020   12:05 Diperbarui: 7 Juni 2020   12:05 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: PEXELS.com/Rene Asmussen

Jika kata tak lagi bermakna
Kepada siapa ia dipersembahkan
Kata kita belum tentu kata mereka
Perang brubuh bertarung desing kata-kata

Siapa pemenang
Kalau kata-kata menjadi pedang
Dengannya dada dirobek meradang
Makhluk beradab tertawa riang

Ngilu hati ini memendam dendam
Hendak mengirim sihir di ujung malam
Namun binatang tak beringas asal menerkam
Mengapa manusia matanya buta kelam

Ini dunia katanya panggung sandiwara
Mengapa ruwet tak ada habisnya
Kata-kata jadi serba salah
Diam ditikam bicara disiksa

Aku mengungsi ke ruang hampa
Abadi meniti fana
Bersama Dia yang selalu setia
Menari menyanyi ongkosnya duka derita

Jagalan 070620

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun