Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pancasila dan Ujian Menjadi Manusia yang Waras

31 Mei 2020   22:39 Diperbarui: 31 Mei 2020   22:37 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta mengikuti Ngabuburit Mural Pancasila di Stadion Kridosono, DI Yogyakarta, Minggu (18/6). Ngabuburit Mural Pancasila yang diikuti puluhan perupa Yogyakarta dan mengusung tema Pancasila Jiwa Bangsa tersebut untuk menggelorakan semangat Pancasila kepada masyarakat. Sumber: ANTARAFOTO.com/ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Silakan mau menjawab persoalan virus corona atau new normal menggunakan sila ke berapa dari Pancasila.

Dijawab pakai sila pertama monggo. Sila kedua oke. Sila ketiga dan keempat sekaligus tidak masalah. Atau langsung pakai jurus sila kelima ayo.

Lima dalam satu, satu dalam lima, itulah Pancasila.

Mendalami sila yang pertama pasti akan melibatkan sila kedua, ketiga, keempat dan kelima. Begitu pula menyelami sila kelima akan merangkul sila-sila lainnya.

Kita juga bisa memandang sila Pancasila melalui sudut pandang yang berbeda. Misalnya sudut pandang mana hulu mana hilir. Sila kelima adalah hilir, terminal akhir dari perjalanan keempat sila sebelumnya. Sedangkan hulunya adalah sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Cara pandang hulu hilir bisa juga diganti dengan struktur pohon: akar, batang, ranting, daun, buah.

Sila pertama adalah akar di mana batang sila kedua, ranting sila ketiga, daun sila keempat dan buah sila kelima saling terkait.

Tersedia bermacam-macam terminologi untuk membedah Pancasila. Namun, penggunaan terminologi itu tidak dipakai untuk memecah keterpaduan dan keutuhan Pancasila.

Sila kelima merupakan output dari mekanisme kerja sila keempat. Dasar mekanismenya bertumpu pada nilai kerakyatan. Rakyat adalah pemilik sah negara ini. Mereka adalah juragan yang memberi mandat kepada para pejabat dan wakil rakyat.

Sumber nilai kepemimpinannya bertumpu pada hikmah dan kebijaksanaan melalui mekanisme musyawarah.

Mekanisme tersebut tidak akan berjalan apabila tidak diikat oleh persatuan Indonesia.

Untuk itu, rasa kemanusiaan: sama-sama manusia, berdiri sama tinggi duduk sama rendah, adil dan beradab menjadi modal untuk menjalin persatuan.

Sekat-sekat pembeda yang menghalangi hubungan kesetaraan antarmanusia lebur. Tidak ada yang merasa lebih kaya atau lebih miskin. Tidak ada yang merasa paling alim atau paling mblunat. Tidak ada suku yang lebih unggul dari suku lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun