Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

#JanganCariPembenaranDulu Vs #JanganMudikDulu

21 Mei 2020   02:50 Diperbarui: 21 Mei 2020   03:07 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah dan pejabat tak habis-habisnya mengimbau. Kebijakan, regulasi, larangan sudah disampaikan. Masyarakat mbok manut. Ini untuk kebaikan, kesehatan dan keselamatan bersama.

Tenaga kesehatan sebagai ujung terdepan siap mengabdikan diri. Mereka berhadapan langsung dengan pasien. Pemerintah dan masyarakat harus konsisten. Apa gantian saja: kami di rumah, Anda menangani pasien di rumah sakit?

Masyarakat pun ikut bersuara. Kami harus tetap bekerja agar dapur tetap ngebul. Kami mengerti virus corona itu katanya berbahaya. Tapi bagaimana lagi, anak dan istri butuh makan. Kami baru saja di-PHK.

Ulama dan agamawan tak henti-hentinya berfatwa. Ibadah di rumah dalam situasi pandemi lebih afdlol daripada dijalankan di rumah ibadah.

Benar melawan benar. Pembenaran berhadapan muka dengan pembenaran.

Lalu, terjadilah anomali pergerakan sosial ekonomi di tengah pandemi. Bandara yang semula lengang, mendadak dipadati calon penumpang. Tidak hendak mudik tapi mau pulang kampung.

Baru satu hari Bantuan Langsung Tunai (BLT) dibagikan, esok hari masyarakat menyerbu tempat perbelanjaan, mborong entah apa saja, yang katanya demi persiapan menyambut lebaran.

Dan jumlah kasus terinfeksi di Jawa Timur naik tajam. Semua kota menjadi zona merah. Kabupaten Jombang yang semula adem-ayem "hanya" enam kasus positif melejit jadi dua puluh tujuh terkonfirmasi positif.

Hanya kecamatan Bareng, Megaluh dan Plandaan yang dinyatakan sebagai zona putih. Kec. Jombang kota secara kumulatif ada 72 ODP, 69 ODP selesai pemantauan, 4 positif.

Jadi, sebaiknya #JanganMudikDulu. Apa sebab?

Hanya dalam waktu dua minggu setelah pemerintah mengumumkan kasus terkonfirmasi yang pertama di Depok, Jawa Barat, pada 2 Maret 2020, klaster dari Bogor menyebar ke Solo, Yogyakarta, Bandar Lampung, Samarinda dan Batam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun