Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pandemi Covid-19 dan Tantangan Menuju Pola Hidup yang Lebih Waras

13 Maret 2020   21:05 Diperbarui: 17 Maret 2020   16:48 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kompas.com/SHUTTERSTOCK

Ketika saya menulis tulisan ini, Jum'at (13/3/2020), dilaporkan kasus Covid-19 melonjak menjadi 69. Empat orang meninggal. Terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat dari 34 kasus sebelumnya.

Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi global. Masihkah imbauan dari pemerintah agar masyarakat bersikap tenang dan tidak panik tetap relevan? Ataukah, yang dibutuhkan adalah sikap waspada di tengah informasi yang masih saja bercampur dengan berita bohong?

Infodemics semacam itu sepertinya menjadi "keniscayaan" ketika kanal berita dan akses media sosial berada di genggaman tangan setiap orang. Namun, tidak adakah "sisi baik" atau "cara pandang positif" untuk menyikapi pandemi global ini?

Perang yang memakan jutaan korban, baik korban yang masih hidup maupun yang meninggal, tidak serta-merta mengubah pola hidup apalagi cara berpikir manusia.

Ancaman iklim global, bencana kekeringan, tragedi kelaparan, pembunuhan massal, aksi kejahatan terorisme belum meluluhkan hati manusia. Lebih dari itu, sikap serakah yang memicu kejahatan kemanusiaan menjadi perilaku keseharian. 

Adegan ini bisa kita cermati mulai lingkup individual, komunal hingga lingkungan yang memegang kekuasaan.

Corona---ada yang memplesetkannya sebagai Qorun---menghadirkan cermin besar betapa manusia tidak pernah kenyang oleh kerakusan dan keserakahan.

Alam pun menghadirkan "trigger" untuk menata kembali tata kelola kehidupan. Virus Covid-19 tengah menjalankan tugasnya menyeimbangkan hidup manusia di seluruh dunia.

Seiring dengan waktu yang terus mengejar, para ahli di bidang kesehatan berlomba menemukan "penawarnya". Namun, Covid-19 lebih dari sekadar persoalan medis kesehatan. 

Ia memaksa manusia di seluruh dunia mengubah perilakunya: mengubah pola hidup, pola komunikasi, pola konsumsi serta sejumlah kebiasaan mendasar lainnya.

Covid-19 selain menguji daya tahan kesehatan, juga menguji kewarasan manusia seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun