Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menggugat Tradisi Berpikir ala Sekolah

30 September 2019   14:01 Diperbarui: 30 September 2019   16:00 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Tradisi berpikir ala sekolah masih berputar-putar di lingkaran hafalan teks. Siswa makin terbiasa berpikir secara Lower Order Thinking (LOT).

Jarang didapati soal yang mengajak siswa berpikir terbuka. Pertanyaan yang berisi jawaban uraian disajikan dalam porsi yang terbilang sedikit. Itu pun lagi-lagi sebatas recognizing dan recalling facts. Sebutkan, siapa, di mana, kapan menjadi tradisi rutin soal ujian sekolah.

Mengapa berpikir LOT masih menjadi tradisi yang dilembagakan? Apakah ini bukan bencana masa depan manakala High Order Thinking (HOT) menjadi skill untuk memenangi persaingan di era teknologi digital?

Atau kita sebaiknya tertawa ngakak (LOL) karena saking sedihnya?

Jagalan 300919

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun