Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bercumbu dengan Cahaya

19 April 2018   20:12 Diperbarui: 19 April 2018   20:28 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udara bergetar-getar di ujung jari
Ia enggan untuk pergi

"Bolehkah aku menempel di jari-jarimu?
Kapan saja aku menjelma kata
Puisi berbunga makna"

Gelembung pelangi melayang di atas kepala
Ia enggan untuk berpisah

"Lebih baik aku tidak ke mana-mana
Mengilhami isi kepala
Bersuci dari kotoran dunia'

Tatap mata hilang arah
Cahaya redup: entah kawan entah lawan
Saling serang merusak kembang di taman
Nafas berburu beringas

Langit gelap. Bolong-bolong
Udara dan gelembung pelangi menari
Menanti mati
Menikam nyawa sendiri

Di ufuk timur
Semburat mozaik merah
Arek angon bercumbu dengan cahaya
Manusia pangling menatap wajahnya

Denanyar 190418

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun