Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Merentang Ruang Malam

3 April 2018   00:53 Diperbarui: 3 April 2018   00:59 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merentang di batas jalan
Aroma aspal merampas
Duka menahun berkarib sepi
Hujan malam mengabarkan entah

Ini kata sirna rupa
Suara memanggil engkau
Tanpa tanya tanpa jawab
Angkuh menatap langit

Ini badan dirajam kelam
Seteguk kopi dihisap tandas
Dangdut koplo nada merana
Kucing rembes mengais sisa

Siapa tegak di sana
Lampu merkuri menikam dendam
Gardu polisi dan pasar temaram
Trotoar jalan dan sampah berserakan

Ini malam kapan tidak jahanam
Lengang. Mimpi bayang-bayang
Pupus dalam satu kedipan
Yang masih badan selamat tinggal

020318.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun