Kantukku lenyap seketika oleh hujan menyapa malam. Bangku kayu, bintang gemintang, suara jangkrik yang malu-malu, dan perempuan yang membisu.
Bunyi hujan di atas genting. Dekat membentang ruang antara aku dan kamu. Aku dan kamu. Pekat depanmu mengisi sunyi. "Maafkan aku." Suaranya di telingaku selalu mendesah. Nafas dihembuskan resah.
Seekor kunang-kunang sempoyongan terbang. Kerlip cahayanya ditelan jubah hitam. Aku tersesat di semak belukar jejak hidupmu. "Kakiku perih."
Bunyi hujan di atas genting. Tak bergerak perempuan disampingku. Mematung tegak mata menikam. "Hatiku lebih perih. Kau tahu itu." Perempuan, kalau sudah begini, tebing terjal ia.
Tik tik tik bunyi hujan di atas genting. Malam merindu bulan. Bangku kayu, bintang gemintang, suara jangkrik yang malu-malu.
Perempuan menangis sedu.
kelutan 11 07 16
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H