Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nasehat Isa

9 Juli 2016   08:37 Diperbarui: 9 Juli 2016   08:46 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: karangsemi.wordpress.com

Bumi dan langit satu dalam cipratan butir meraksasa semesta raya. Aku apalagi, secuil dzarah diantara barisan huruf kitab suci.

Aku berburu hewan kebebasan. Yang aku temukan justru tembok-tembok batasan. Aku menjaring kemerdekaan. Yang aku genggam tak lebih kesadaran menjalani aturan.

Cakrawala tanpa tepi, itulah energi melenakan diri. Melesat bagai bayangan kaki sendiri. Hilang misteri dihadang kematian yang gegirisi

Langit dan bumi bukan kemarin dan esok hari. Keduanya satu-menyatu di ruang waktu: disini sekarang ini.

Tiga nafas nasehat dari Isa merasuki kalbu. "Nafasmu kemarin tak bisa engkau rebut kembali. Nafasmu semenit lagi oh siapa menjamin milik diri. Engkau dan nafasmu adalah langit dan bumi - esok dan kemarin adalah saat ini. Di ruang kesadaran yang tak beranjak pergi."

Baiklah, cemas dan sedih mainan bocah-bocah di sawah. Butiran padi menjadi rebutan nafsu serakah. Aku petik kembang turi yang sudah merekah. Aku persembahkan untukmu wahai langit dan bumi yang menyatu di relung hati.

Jagalan 09 07 16

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun