Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Anak Bajulmati, Cinta Belajar dan Mandiri

23 Juni 2016   01:21 Diperbarui: 23 Juni 2016   03:07 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinding Kawat. Hamparan Pasir Putih. Jalan ke TK Harapan | Dok. Pribadi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Anies Baswedan pada hari Senin, 20 April 2016, meresmikan Paud KM 0, yang berada di lingkungan Kementerian dan Kebudayaan. PAUD KM 0 ini lahir atas kerjasama berbagai pihak yaitu Direktorat Pembinaan PAUD, Biro Umum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Darma Wanita Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nama yang dipakai cukup unik: PAUD KM 0. Alasan pemilihan nama ini adalah pada dasarnya pendidikan dimulai sejak usia 0 tahun. Alasan lainnya adalah titik 0 pendidikan dimulai di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu sendiri.

Sudah bisa dibayangkan. PAUD KM 0 memiliki arena belajar yang bersih, nyaman, tertata indah. Fasilitasnya didesain secara kreatif. Ruang belajar terasa lapang. Anak-anak PAUD yang beraktivitas di ruangan itu dapat dipastikan akan merasa enjoy, aman, dan kerasan.

Ruang Tidur | Sumber: https://www.facebook.com/Kemdikbud.RI/
Ruang Tidur | Sumber: https://www.facebook.com/Kemdikbud.RI/
Menciptakan lingkungan belajar untuk PAUD berbeda dengan menata lingkungan belajar untuk sekolah dasar atau apalagi sekolah menengah atas. Anak-anak di bawah usia lima tahun memerlukan ruang gerak yang leluasa. Berbagai jenis fasilitas untuk mengoptimalkan keterampilan motorik kasar dan motorik halus ditata dengan mempertimbangkan banyak faktor, diantaranya keamanan.

Mengikrarkan diri sebagai titik 0 pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentu tidak gegabah dalam mengonsep lingkungan belajar untuk pendidikan anak usia dini. Pembagian ruangan di PAUD KM 0 disesuaikan dengan kebutuhan tematik. Ruangan seni dan kreativitas dilengkapi dengan berbagai mainan untuk merangsang kreativitas anak. Ruang area bermain peran dilengkapi dengan pakaian berbagai profesi dan peralatannya.

Arena Bermain Pasir | Sumber: https://www.facebook.com/Kemdikbud.RI/
Arena Bermain Pasir | Sumber: https://www.facebook.com/Kemdikbud.RI/
Untuk mengenalkan tradisi dan kebudayaan bangsa, telah disediakan ruang yang dilengkapi berbagai alat musik tradisional maupun modern. Tidak ada anak kecil yang tidak suka bermain air. Jangan khawatir. Tersedia pula area basah untuk anak-anak bermain air di kolam kecil.

Tidak sebagaimana salah kaprah materi belajar yang kerap menjadi polemik, PAUD KM 0 tidak mengajarkan membaca, menulis, berhitung (calistung) kepada anak.

Ringkasnya, PAUD KM 0 hadir dan siap menjadi percontohan PAUD nasional.  "Dari seluruh Indonesia, kalau mau melihat contoh PAUD bagus, datang saja ke sini (Kemendikbud). Ini lebih (bagus) jika dibandingkan dengan PAUD-PAUD berstandar internasional," kata Anies. (Kompas.com)

Sama-sama Atapnya Bocor: Kontras Dua Lingkungan Belajar

Menurut pengakuan Anies, PAUD KM 0 sudah ada sejak lama. Namun, kondisinya bocor dan beberapa kali terdendam banjir. Tidak sulit bagi seorang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk merenovasi gedung bocor dan terendam banjir menjadi lingkungan belajar yang ideal. Ditambah oleh dukungan dari Direktorat Pembinaan PAUD, Biro Umum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Darma Wanita Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lahirlah PAUD KM 0 yang menurut Anis bukanlah PAUD dengan fasilitas yang canggih namun kreatif.

Kebanggaan dan kelegaan saya membaca berita baik berdirinya PAUD KM 0 mendadak terganggu. Apa pasal? Sahabat saya, Mahbub Junaidi, pengabdi pendidikan di dusun Bajulmati kabupaten Malang selatan, 21 Juni 2016, menulis di dinding akun Facebook-nya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun