Mohon tunggu...
Achmad Nawfal Karim
Achmad Nawfal Karim Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Alumni dari Multimedia SMKN 3 Yogyakarta. menyukai berbagai hal yang menyangkut dengan media. Follow Twitter & IG : Nawfal_04

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Curug Sidoharjo Hidden Paradise di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta

4 Januari 2016   00:24 Diperbarui: 4 Januari 2016   00:24 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), salah satu provinsi yang menjadi tujuan utama para wisatawan saat berlibur mengilangkan penat dari aktivitas keseharian. Daerah yang sering disebut Never Ending Asia ini memang tidak ada henti-hentinya membuat para wisatawan cinta dengan segala kejutannya. berbagai wisata yang disajikan dari daerah ini mulai dari wisata air, wisata budaya, wisata alam, dan berbagai wisata lainnya. Membuat wisatawan ingin terus menetap dan berlibur. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terdiri atas empat kabupaten dan satu kotamadya. Kebanyakan dari wisatawan dalam negeri maupun manca negara akan memilih pergi ke Kabupaten Gunung Kidul saat berlibur, dikarenakan banyak tempat wisata alam yang memanjakan mata, seperti Pantai Indrayanti, Pantai Baron, Goa Pindul, dan masih banyak lagi. Tapi siapa yang tahu kalau Kabupaten Kulon Progo juga memiliki tempat wisata alam yang tak kalah dengan Kabupaten Gunung Kidul. Walaupun tidak sepoluler tempat wisata Kabupaten Gunung Kidul, tempat wisata Kabupaten Kulon Progo juga sangat memanjakan mata.

Curug Sidoharjo misalnya, ini hanyalah satu dari sekian banyak tempat wisata alam dari Kabupaten Kulon Progo. Curug Sidoharjo merupakan tempat wisata air terjun yang terletak di Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo. Sebagian besar daerah Kabupaten Kulon Progo merupakan  daerah pegunungan, jadi sangat dimungkinkan bahwa banyak tempat wisata alam semacam ini. Lokasi air terjun ini bisa ditempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 1-2jam dari kota Yogya. Jalan yang dilalui juga tidak tergolong mudah, karena harus melewati jalan yang naik turun dan berkelak-kelok, jalan berlubang dan tidak rata juga menjadi tantangan wisatawan untuk menikmati keindahan alam ini.  Tidak seperti objek wisata pada umumnya yang bisa dinikmati sepanjang tahun, wisata ini hanya bisa dinikmati dan ramai didatangi ketika mulai pertengahan musim hujan. Hal ini dikarenakan debit-debit air hanya ada saat musim hujan tiba saja, sedangkan disaat musim kemarau tiba, tempat wisata ini akan mengering. Objek wisata ini memang belum banyak yang mengetahui, sehingga kondisinya masih alami dan asri. Dikarenakan lokasi Air Terjun yang tidak dekat dengan jalan aspal, sehingga kendaraan wisatawan harus dititipkan pada tempat parkir swadaya masyarakat sekitar. Untuk tiket masuk dan biaya parkir tergolong sangat murah, yaitu 1000 rupiah perorang untuk masuk dan 2000 rupiah untuk parkir sepeda motor.

Selanjutnya wisatawan juga diharuskan berjalan menuju air terjun tersebut. Berjalan melewati setapak di tepi sawah dan hutan kurang lebih sejauh 500m – 800m. Akan tetapi sambil berjalan para wisatawan akan di temani oleh kiacauan burung dan juga pemandangan alam yang indah sepanjang jalan. Sesampainya di lokasi maka para wisatawan akan takjub melihat tebing setinggi 75 meter dengan disertai derasnya debit-debit air . di lokasi ini para wisatawan bisa bermain air sepuasnya, berfoto, berpiknik, dan lain-lain. Air yang begitu dingin dan menyegarkan menenangkan hati para wisatawan yang datang. Dikarenakan masih alami dan asri maka disarankan bahwa para wisatawan untuk membawa makanan, minuman, ataupun snack sendiri, dikarenakan jarang penjual yang ada di tempat tersebut. Dan bagi para wisatawan yang membawa makanan, usahakan membawa pulang sampah dari makanan tersebut, demi menjaga keasrian dan menjaga kelestarian daerah wisata Curug Sidoharjo, jangan mengotori alam dengan sampah-sampah. Boleh menikmati keindahan alam, namun jangan menotori apalagi merusak berbagai dengan sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun