Mohon tunggu...
Achmad Najib
Achmad Najib Mohon Tunggu... Pengacara - Profesi Advokat/Pengacara/Konsultan Hukum

Hobi Berdiskusi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Harapan Palsu Menyakiti hati

17 Mei 2023   15:37 Diperbarui: 17 Mei 2023   15:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia pacaran modern, terdapat sebuah fenomena yang dikenal sebagai "breadcrumbing". Istilah ini merujuk pada perilaku seseorang yang memberi sinyal atau pesan singkat yang tidak jelas atau ambigu, tanpa benar-benar berkomitmen untuk menjalin hubungan yang lebih serius atau mendalam. Breadcrumbing bisa menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan dan mengecewakan bagi siapa saja yang mengalaminya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang fenomena breadcrumbing, tanda-tanda yang harus diwaspadai, dan cara untuk menghindari dan menghadapinya.

Breadcrumbing adalah perilaku pasangan yang mengirimkan sinyal atau pesan yang tidak jelas atau ambigu, tanpa benar-benar berkomitmen untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Seseorang yang melakukan breadcrumbing mungkin memberikan harapan palsu atau mencoba mempertahankan komunikasi yang minim dengan seseorang yang diajak kencan, tetapi tidak benar-benar tertarik untuk menjalin hubungan yang lebih serius.

Contohnya, seseorang yang melakukan breadcrumbing mungkin hanya mengirim pesan singkat atau memberi respons yang terlambat atas pesan yang diterima, dan mungkin hanya muncul secara sporadis tanpa memberikan janji atau rencana yang jelas untuk bertemu. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan, frustrasi, dan kesedihan bagi pihak yang berharap hubungan lebih serius dengan orang yang melakukan breadcrumbing.

Dampak psikologis yang dirasakan oleh seseorang yang mengalami breadcrumbing dapat bervariasi dari orang ke orang, tergantung pada seberapa lama dan seberapa intens pengalaman breadcrumbing tersebut. Namun, beberapa dampak yang umumnya dirasakan adalah kecemasan, kekecewaan, dan kerentanan.
 
Orang yang mengalami breadcrumbing mungkin merasa tidak aman atau tidak bisa diandalkan dalam hubungan, karena pengalaman ini memicu rasa tidak nyaman dan meragukan diri. Selain itu, seseorang yang mengalami breadcrumbing mungkin merasa kecewa dan terluka ketika harapan-harapan mereka tidak terpenuhi. Dalam kasus yang lebih serius, pengalaman breadcrumbing dapat memicu masalah kesehatan mental yang lebih besar, seperti depresi atau kecemasan yang berkepanjangan.
 
Untuk menghindari terjebak dalam situasi breadcrumbing, sangat penting untuk mengenali tanda-tanda atau ciri-ciri dari perilaku tersebut. Beberapa tanda-tanda yang harus diwaspadai antara lain :

1. Pasangan hanya mengirimkan pesan singkat atau memberikan respons yang terlambat terhadap pesan yang diterima.

2. Pasangan hanya muncul secara sporadis, tanpa memberikan janji atau rencana yang jelas untuk bertemu.

3. Pasangan seringkali membatalkan rencana tanpa alasan yang jelas atau memberikan alasan yang tidak konsisten.

4. Pasangan tidak menunjukkan minat yang jelas pada kehidupan atau kegiatan pribadi Anda.

5. Pasangan hanya memberi perhatian atau mengajak kencan saat mereka membutuhkan sesuatu dari Anda.


Jika Anda mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda ini, maka mungkin saja Anda sedang terjebak dalam situasi breadcrumbing.
 
Cara Menghindari dan Mengatasi Breadcrumbing
 
Meskipun sulit untuk menghindari sepenuhnya pengalaman breadcrumbing, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko terjebak dalam situasi ini dan mengatasi dampaknya jika Anda sudah mengalami hal ini.

1. Berkomunikasi dengan jelas dan terbuka. Jika Anda merasa pasangan Anda melakukan breadcrumbing, cobalah untuk berbicara dengan mereka secara terbuka dan jujur tentang perasaan Anda. Sampaikan harapan dan kebutuhan Anda dengan jelas, dan tanyakan apa yang sebenarnya mereka inginkan dari hubungan ini.
 
2. Pastikan Anda memahami keinginan dan motivasi Anda sendiri. Sebelum memasuki sebuah hubungan, pastikan Anda memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang Anda cari dan apa yang tidak dapat Anda terima. Ini akan membantu Anda mengenali tanda-tanda breadcrumbing dan menghindarinya dengan lebih mudah.
 
3. Batasi investasi emosional Anda. Jika Anda merasa tidak yakin tentang hubungan Anda, coba untuk tidak terlalu berinvestasi secara emosional. Biarkan hubungan berkembang dengan sendirinya dan jangan terlalu cepat mengambil keputusan besar seperti bertemu dengan keluarga atau berbicara tentang masa depan.
 
4. Jangan ragu untuk mengakhiri hubungan jika perlu. Jika Anda merasa bahwa pasangan Anda terus melakukan breadcrumbing, jangan ragu untuk mengakhiri hubungan tersebut. Anda layak mendapatkan seseorang yang ingin menjalin hubungan yang serius dengan Anda dan memberi Anda perhatian dan kepercayaan yang Anda butuhkan.
 
5. Beri diri Anda waktu untuk pulih. Setelah mengalami breadcrumbing, sangat penting untuk memberi diri Anda waktu untuk pulih dan memperkuat diri. Beri diri Anda waktu untuk merenung dan memahami perasaan Anda, dan cobalah untuk membangun kembali kepercayaan diri Anda.
 
Breadcrumbing adalah fenomena yang semakin umum dalam dunia pacaran modern. Meskipun sulit untuk menghindari sepenuhnya, mengenali tanda-tanda dan cara menghindari dan mengatasi dampaknya dapat membantu Anda menghindari pengalaman yang menyakitkan dan mengecewakan ini. Berbicara secara jujur dan terbuka dengan pasangan Anda, membatasi investasi emosional Anda, dan memberi diri Anda waktu untuk pulih adalah beberapa cara untuk mengatasi dampak psikologis dari breadcrumbing. Ingatlah bahwa Anda layak mendapatkan seseorang yang ingin menjalin hubungan yang serius dengan Anda dan memberi Anda perhatian dan kepercayaan yang Anda butuhkan.

Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun