Di Zaman yang serba modern ini, Anak-anak usia 15 tahun ke atas sebagian besar sudah mulai tertarik dengan lawan jenis. Perkembangan informasi dan teknologi ikut mempengaruhi pola perkembangan anak, apalagi dengan beranekaragam media sosial seperti Whatsapp, Facebook, Twitter, Instagram dan masih banyak aplikasi media sosial lainnnya yang memudahkan informasi dan komunikasi antar lawan jenis. Bahkan ada beberapa orang yang mendapatkan jodoh di mulai dari aktivitas di medsos lalu berlanjut sampai ke jenjang pernikahan.Â
Orang tua adalah garda terdepan dalam memantau aktivitas anaknya dalam kehidupan sehari-hari, tentunya orang tua juga paham gejala ketika anaknya sedang jatuh cinta. Baik anak laki-laki atau perempuan mempunyai karakter yang berbeda-beda ketika anaknya sedang jatuh cinta, apalagi pada saat masih pelajar atau mahasiswa biasanya sinyal ketertarikan bisa di kenal pada saat intensitas menelepon dengan lawan jenis, kalau pada perempuan jika sering berdandan penampilannnya ada yang berbeda untuk menunjukkan minimal sudah ada yang mendekatinya.Â
Begitu juga anak laki-laki biasanya jika terlihat lebih rapih dan wangi kemungkinan ada teman perempuannya yang di sukai. Pada hakekatnya ketertarikan terhadap lawan jenis itu sudah merupakan kodrat manusia, tinggal bagaimana setiap individu mengontrol dan mengkondisikan perasaannya dengan baik dan bijak serta tidak melewati batas norma-norma yang berlaku.Â
Gaya berpacaran yang melewati batas , bisa membahayakan seperti free seks. Seperti yang kita ketahui bahwa free seks ini berdampak hamil di luar nikah, dan ini merupakan aib keluarga jika ada anggota keluarganya yang hamil di luar nikah. Padahal sudah jelas disebutkan dalam Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan bahwa batas usia pasangan yang menikah minimal berusia 19 tahun.Â
Sedangkan menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), usia pernikahan pertama idealnya adalah umur 21 hingga 25 tahun. Menurut Penulis ada 5 Hal yang harus dilakukan Orang tua ketika mengetahui anaknya sudah menjadi mulai punya teman dekat atau pacar khususnya pada usia remaja sekitar usia  15-22 tahun, yaitu:
1. Menanyakan Aktivitas Anak
Orang tua wajib menanyakan aktivitas anak setelah pulang sekolah atau kuliah apakah ada aktivitas lainnya setelah pulang sekolah atau setelah pulang kuliah.
2. Â Menjadi Pendengar yang baik
Ketika anak sudah punya  teman dekat, terlebih anak  perempuan sebagian besar curhat dengan orang tuanya untuk di minta  pendapat atau saran-saran. Tentunya ketika anak bercerita tentang teman dekatnya, orang tua mendapatkan kesimpulan mengenai karakter teman dekatnya secara teori.
3. Menanyakan Tentang Teman Dekat
Mungkin sebenarnya orang tua biasanya ibu, suda mengetahui jika anaknya sedang jatuh cinta. Untuk mengetahui sejauh mana karakter teman dekat anak kita, alangkah baiknya kita bertanya kepada anak kita tentang teman dekatnya, misalnya di mana rumahnya?, anak ke berapa?, apa agamanya?, untuk awal bertanya tiga pertanyaan itu sudah cukup. Untuk pertanyaan selanjutnya bisa di tanyakan lebih detail lagi, ketika hubungan teman dekat sudah di atas 1 tahun atau tergantung situasi dan kondisi  yang ada.