Hampir keseluruhan aktivitas kita sehari-hari menggunakan listrik seperti penerangan, mesin cuci, Kulkas, Seterika dan masih banyak perangkat lainnya  yang menggunakan listrik. PLN yang merupakan perusahaan BUMN, sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan denga tugas menyediakan tenaga listrik untuk kepentingan umum. Baik sektor Industri maupun rumah tangga setiap bulannya, pasti ada laporan tagihan pembayaran listrik, apagi jika ada kenaikan tarif daya listrik tentu saja akan mengeluarkan dana lebih dari biasanya.Â
Pemerintah dan Masyarakat harus berusaha untuk mencari energi alternatif penghasil listrik, seperti pembangkit listrik tenaga bayu (angin) atau  sering di sebut dengan PLTB. Pembangkit listrik tenaga angin memang tidak membutuhkan lahan yang luas, walaupun bisa saja di perkotaan, jika di manfaatkan dengan efektif maka masyarakat bisa menikmati enrgi listrik dengan hemat biaya. Mengembangkan solusi energi bersih untuk masa depan dan memastikan energI terbarukan memiliki rantai pasokan yang berkelanjutan, ini merupakakan harapan semua orang termasuk  masyarakat Indonesia.Â
Di Cina dengan pembangkit litrik tenaga angin terbesar sebanyak 288.32 GW, disusul oleh  Amerika Serikat 122.32 GW, Jerman 62.85 GW, India 38.63 GB. Sedangkan di Indonesia pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) hanya ada dua, yaitu PLTB Sidrap di Kabupaten Sidenreng dan PLTN Tolo di Kabupaten Janeponto. PLTB Sidrap merupkan pembangkit listrik tenaga angin terbesar di Indonesia dengan kapasitas 75 MW, terdiri dari 30 turbin kincir angin yang masing-masing berkapasitas 2.5 megawatt (MW), untuk (Agustus 2015 s.d Maret 2018) mampu melistriki lebih 70.000 rumah tangga pelangan 900 VA. PLTB Tolo di Janeponto memilki 20 Wind Turbin Generator (WTG) dengan kapasitas 72 megawatt (MW). Manfaat pembangkit listrik tenaga angin sebagai berikut:
- Sumber energi angin yang selalu tersedia (terbarukan)
- Tidak menimbulkan emisi dalam pembangkitan energI (tidak menghasilkan hujan asam)
- Hanya memerlukan area kecil untuk membangun pondasi  pada turbin angin dibandingkan pembangkit listrik lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H