Mohon tunggu...
ikhwan achmadi
ikhwan achmadi Mohon Tunggu... -

Go For the Best Future

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wahai Diri

16 September 2012   05:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai sobat........ Alhamdulillah kita dapat melihat indahnya mentari di pagi yang cerah ini, tidak bosan-bosannya dan tiak boleh bosan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita. Mulai dari apa yang da pada diri kita dampai yang ada di luar diri kita, adanya Matahari yang tetap bersinar dengan senyumnya yang lebar tanpa kita suruh-suruh, udara yaang segar tanpa harus membayar, smpai air yang melimpah ruah. Tapi mengapa ya..... akhir-akhir ini kita sering mendengr berita-berita di televisi bahkan di tempat tinggal kita sendiri akan langkanya air bersih, warga masyarakat harus berjalan berkilo-kilo hanya untuk sedrum air bersih, tanda dari apakah ini? apakah ini peringatan dari Yang Maha Pemberi? apakah ini  cobaan? apakah ini memang taqdir? Rerumputan Hijau Serentetan pertanyaan terngiang-ngiang di teling kita, bertanya dan terus bertanya, yang pasti apapun yang terjadi dengan diri kita harus bissa mengambil hikmah dan manfaatnya, baik itu yang tiak kita harapkan apalagi yang kitaa harapkan. Kita harus bersama-sama untuk saling menasihati akan keimanan kita............ Berikut nasihat Ibnu Athhoilah alam salah satu kitabnya: Keimanan yang tertanam dalam kalbu ibarat pohon rindang yang tertancap di tanah. Jika tidak mendapatkan pengairan dan pupuk yang cukup, lalu ditimpa panas dan kekeringan, serta diterpa hama tanaman, maka pohon tersebut menjadi kering dan daunnya berguguran. Sehingga ia pun hanya bisa dipakai untuk kayu bakar. Begitu pula dengan pohon keimanan. Apabila terputus dari perbuatan taat dan amal saleh, lalu ia diterpa angin dosa dan maksiat, pohon keimanan itupun akan mengering, tak bisa berproduksi, tidak kokoh, atau malah akan mati dan musnah. Karena itu, siapa hendak melaksanakan kewajiban agama, ia harus meninggalkan semua perbuatan yang terlarang serta menutup pintu dosa dan maksiat. Astaghfirallah......... betapa dangkl dan rapuhny keimanan yang kita miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun