Mohon tunggu...
ikhwan achmadi
ikhwan achmadi Mohon Tunggu... -

Go For the Best Future

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Harapan Orang Tua

14 September 2012   09:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:28 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di daerah terpencil di pulau jawa, hiduplah seorang remaja yang tinggal bersama kedua oarng tuanya yang sederhana, Joko nama panggilannya. Ia mempunyai semangat yang tinggi untuk menjalani kehidupan, ia selalu bekerja keras untuk  membantu kedua orang tuanya. Setiap hari libur khususnya hari minggu ia selalu pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Joko duduk di bangku kelas tiga SMP. Jarak sekolah dengan rumahnya yang cukup jauh, tidak membuat surut semangatnya,  meskipun dipagi hari hujan ia selalu berangkat ke sekolah.

Setiap malamnya ia berusaha untuk bangun malam, melaksanakan sholat  malam. Setiap paginya ia membantu ibu bersih-bersih rumah. Dan setiap malam ia belajar dengan ayahnya, meskipun  belum ada listrik di rumahnya. Ayahnya  selalu memberi nasihat kepada Joko setiap malamnya. “Nang………(panggilan orang tua kepada anaknya), ojo lali karo sing gawe urip(jangan sampai lupa sama yang memberikan penghidupan), ning endi wae ojo lali karo sing gaweurip lan gaweo apik karo wong liyo(dimana saja jangan lupa sholat dan berbuat baiklah sama orang lain)” ayah Joko menasihatinya. “Nggih Pak InsyaAllah” (ya pak insyaAlllah) jawab joko dengan nada lembut.

Pada hari Minggu, Joko pergi kehutan dengan membawa parang(pisau yang berukuran besar) dan tali yang terbuat dari bambo. Sebelum joko pergi kehutan,, ia selalu membersihkan rumah dan membantu pekerjaan ibu.Joko tidak lupa membawa bekal untuk mekan siang dan membawa sarung untuk shalat dhuhur.

Sesampainya di hutan, dengan semangatnya ia mengumpulkan satu persatu potongan kayu bakar dan mencarinya kesana kemari. dihutan rimba yang lebat, dia hanya seorang diri dan joko tidak pernah mengeluh dengan keadaan dirinya yang seperti itu. Dalam setiap langkahnya ia selalu berdo’a kepada Allah:” ya Allah…….. mudahkanlah dalam setiap urusanku, karena memudahkan urusanku bagi Mu adalah perkara yang mudah. Dengan keuletannya ia telah mengumpulkan kayu yang sudah cukup untuk dibawa pulang,” Alhamdulillah ya allah “ ia berkata dalam hatinya.

Jokopun beristirahat untuk shalat dan makan siang. Setelah makan siang selesai, ia pergi ke tepi hutan untuk mencari buah-buahan. Sesampainya ditepi hutan ia menemukan buah sirsak yang sudah matang, ia memetik beberapa buah, ada yang langsung dimakan dan ada pula yang di bawa pulang. Tidak terasa waktu sudah sore, iapun harus pulang kerumah dan ia membawa kayu bakar dan buah sirak. Pekerjaan seperti itu ia lakukan sejak kecil hingga sekarang.

Ia mempunyai tekad yang kuat untuk merubah nasib keluarganya, ia ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Setip harinya joko tidak selalu diberi uang saku, karena tidak setisp hari mempunyai uang, kalau adapun ia gunagkan untuk makan sehari- hari, itupun belum tentu cukup. Joko adlah anak satu-satunya, harapan kedua orang tuanya.

Setiap maghrib ia selalu pergi ke mushola untuk shalat berjama’ah, setelah shalat maghrib ia mengajari anak-anak kecil untuk membaca dan bekajar al-qur’an ,dengan alat tulis seadanya ia mengajar dengan ikhlas. ia selalu berusaha untuk menjadikan yang terbaik bagi dirinya dan juga orang lain, dia selalu   membisakan diri ketika di suruh orang lain.

Di suatu hari setelah ia selesai shalat maghrib, iapun melakukan hal yang seperti biasa yaitu mengajari anak-anak kecil membaca dan menulis al qur’an, menghafal do’a-do’a shalat, dan doa sehari-hari. Ia pun memulai melaksanakan hafalan do’a-do’a sholat. “adik-adik,  coba sekarang bersama-sama menghafal doa ruku” Joko mulai mengajar. Dari belakang tiba-tiba ada anak kecil yang berbicara,”mas joko, ruku’kan yang digunakan untuk shalat anak perempuan?” kata anak kecil itu.” Oalah itu namanya rukuh (mukena) dik, kata Joko”. Teman-temannya serentak tertawa “ha..ha..ha..”dalam hati Joko berkata : “kecil-kecil ko sudah bisa bercanda”. Joko merasa senang bisa berbagi dengan anak-anak kecil.

Setiap harinya ia selalu memamanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Ia selalu disiplin ketika berangkat sekolah, karena jarak dengan sekolah yang cukup jauh iapun selalu berangkat ketika hari masih petang dengan jalan kaki bersama teman-temannya. Di sekolah yang bangunannya masih  sederhanapun ia belajar dengan tenang, tidak memikirkan bangunan sekolah yang jelek, ia selalu bisa menangkap apa yang di ajarkan oleh gurunya, ia bukan anak yang cerdas tetapi selalu berusaha untuk bisa. Gurunya kagum dengan apa yang dimiliki oleh Joko. Dikarenakan Joko akan menghadapi Ujian Nasional, ia menambah volume belajarnya.

Setelah pulang sekolah Joko selalau melaksanakan kebiasaannya yaitu bermain dengan teman-temannya, dengan mainan yang di buatnya sendiri seperti mobil-mobilan, tembak-tembakan yang terbuat dari kayu. Ia merasa sangat bersyukur karena memiliki tubuh yang sempurna tidak cacat, ia bisa melakukun banyak hal daripada temannnya yang cacat, iapun selalau berusaha memanfaatkan apa yang  ia punya dengan sebaik-baiknya.

suatu hari ia dipanggil oleh gurunya, iapun pergi kekantor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun