Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma

[Fiksi Humor Ramadan] Orang Udik Ikutan Mudik

12 April 2023   23:30 Diperbarui: 12 April 2023   23:33 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meme Humor Ramadan (desain pribadi)

 Bila mengikuti tradisi mudik, banyak sekali humor yang bisa kita temui sepanjang perjalanan dari kota asal ke kota tujuan. Moda transportasi yang beragam sampai kemacetan berjam-jam tentu menjadi bagian dari aktivitas mudik yang tak bisa dilupakan. Di bawah ini, kisah fiksi humor Ramadan ala penulis yang bisa dibaca Kompasianer selama perjalanan mudik.

Penerbangan Surabaya-Jakarta tertunda hanya karena seorang penumpang asli Madura, Ia salah duduk di kelas bisnis. Padahal tiket pesawatnya cuma kelas ekonomi.

Tomi yang merasa tempat duduknya ditempati langsung menegurnya: "Pak... . Maaf, ini tempat duduk saya! kata Tomi kepada orang madura itu.
Madura: "Sampeyan ini sapa ?... ."
Tomi: "Saya penumpang pak. Ini tempat duduk saya.."
Madura: "Sampeyan penumpang kok ngatur-ngatur?? Aku juga penumpang. Wong aku mbayar juga."

Tomi tak mau ambil pusing. Ia mengadu langsung ke pramugari. Si pramugari dengan cepat menuju ke kursi tersebut.
Pramugari: "Maaf, Pak. Bapak duduknya di belakang, di sini bisnis class."
Madura: "Sampeyan ini siapa ?... ."
Pramugari: "Saya pramugari, Pak." (sambil tersenyum)
Madura: "Pramugari itu apa? . . ."
Pramugari: "Saya yang melayani penumpang di pesawat ini, Pak ..."
Madura: "Oalah... Sampeyan pelayan aja kok ngatur-ngatur seenaknya ta'iee! Wong aku iki bayar kok. Aku penumpang tau?!"

 Si pramugari mulai bingung. Entah seperti apa harus menghadapi orang Madura yang seperti itu. Ia bergegas memanggil sang pilot. Pengemudi pesawat ini langsung menuju kursi penumpang yang dimaksud.
Pilot: "Maaf, Pak. Tempat duduk bapak di belakang, ini bisnis class. Kursi atas nama Saudara Tomi."
Madura: "Loh? Sampeyan juga siapa?? Ikut ngatur-ngatur tempat duduk orang . . . ."
Pilot: "Saya pilot, Pak!"
Madura: "Pilot itu apa? Ngomong yang gampang2 aee... Aku gak ngerti!"
Pilot: "Pilot itu orang yang mengendarai pesawat ini!!"
Madura: "Masya Allah. Sampeyan supir to.. Supir kok malah ngatur???! Ga iso itu!! Aku iki penumpang. Wong aku juga membayar kok!!!"

 Saat keributan di atas pesawat makin ramai. Datang sosok Togar yang berasal dari Medan.
Togar: "Ada keributan apa ini, bah?!..."

Pramugari menceritakan semuanya ke Togar. Kemudian si Togar menghampiri orang Madura seraya berbisik . . .  . . . . .

Setelah itu, si Madura dengan senang hati pindah ke kursi belakang. Keheranan pun terjadi di dalam pesawat. Mereka bertanya ke Togar, apa yang dikatakan pada orang Madura itu. "Kok bisa sih dia segera pindah dari tempat duduk ini? Padahal kita susah payah membujuknya loh . . ."

Togar: "Gampang, kok. Aku cuma tanya, Bapak mau kemana? Jawabnya mau ke Jakarta. Aku bilang Bapak salah duduk. Kalau mau ke Jakarta duduknya di belakang. Ini yang duduk  di depan turunnya di Singapore. Dia pun pindah dengan lapang hati" :D

Itu merupakah kisah fiksi konyol yang dialami orang udik saat ikut mudik ke kota Jakarta. Kebingungannya karena baru pertama kali naik pesawat terbang menjadi humor yang bikin tertawa. Semoga saja hal tersebut tak pernah Kompasianer alami meski harus memilih moda transportasi udara saat mudik nanti. Mudik yang sudah di depan mata harus dijalani dengan hal-hal menyenangkan supaya puasa lebih terasa manfaatnya dan buat kita lebih awet muda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun