Kalah atau menang dalam sebuah kompetisi merupakan hal yang biasa. Paling penting itu, kita bisa melatih daya menulis saat ikut #SamberTHRKompasiana. Apalagi setiap hari punya tema dan tantangan tersendiri. Para peserta harus bisa menemukan ide tulisan, cari referensi, produksi konten, dan menyebarkan karya yang sudah dibuat ke media sosial. Berburu dengan waktu yang berputar juga harus dikejar.
Hanya Kompasianer yang fokus dan konsisten yang bisa menaklukkan tantangan demi tantangan. Sepertinya, aku belum bisa masuk dalam kriteria itu. Kendala sinyal atau gangguan jaringan membuat semangat menulisku terasa kendur. Apalagi kalau hujan sudah turun ke bumi. Belum lagi, aku harus berbagi waktu dengan kesibukan di dunia nyata yang tak berkesudahan. Suka duka ikut Samber THR Kompasiana ini sudah aku cuitkan melalui media sosial Twitter yang tercantum di bawah tulisan ini.
Buat para Kompasianer yang masih bertahan, saranku persiapkan mental. Jangan terlalu banyak berkhayal untuk menang. Samber THR Kompasiana itu belum bisa memberi penilaian secara transparan sehingga kalau ada yang menemui kekalahan ke depan, bersiaplah dan tetap semangat untuk menulis.
Meski tidak menang, tulisan Kompasianer semua akan menjadi jejak digital yang nilainya lebih berharga dibanding hadiah yang diraih. Niatkan saja menulisnya dari hati sehingga ada rasa berbagi pengalaman saat ramadan yang insya allah bisa jadi keberkahan. Banyak kisah ramadan, gaya hidup sehat, dan video religi yang telah kita bagikan. Semua ini bisa jadi bagian dari berdakwah melalui tulisan.
Gagal dakwah melalui tulisan saat ikut #SamberTHRKompasiana
~ sebuah utas ~@kompasiana pic.twitter.com/vhgxsgyPlB--- Achmad Humaidy (@me_idy) May 8, 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H