Damai
Jejak hati menepi
Tuhan
selamatkan diri iniDari semua dosa
Dari waktu yang telah berlalu
atau hari yang tak bertepi ini
   Ramadan tahun ini hampir sama dengan ramadan tahun lalu. Kita masih dibayangi dengan ancaman kematian akibat wabah virus covid-19. Belum lagi musibah dan bencana datang bertubi-tubi.
   Sayangnya, tak sedikit dari kita yang mau belajar dari pandemi. Kita harus kembali ke jalan Tuhan karena cepat atau lambat semua akan menghadapi kematian. Entah kapan!
   Kegelisahan ini pula yang dialami oleh Enda sebagai penulis lirik lagu ramadan yang bertajuk "Jalan Panjangku". Ia begitu terpukul atas kematian ayahnya. Perasaan sedih dan sesal seolah berkecamuk dalam diri. Ia pun sadar bahwa kehidupan hanya perjalanan panjang untuk kembali pada Tuhan.
Semoga Engkau akan memaafkan
Semua yang telah kulakukan
Semoga saja aku pantas
   Ungu merilis album bertema religi tahun 2006 dengan tajuk Surga Mu. Ungu dianggap sebagai group band yang konsisten membuat lagu-lagu religi. Layak bila Ungu masuk jajaran musisi dengan semangat religi seperti Rhoma Irama, Bimbo, Raihan, SNADA, Sabyan, Gigi, Wali, Armada, DMasiv, Opick, Haddad Alwi, Virgoun, Sulis, Ita Purnamasari, Inka Christie, dan Rossa. Semoga saja karya-karya religi mereka terus berjaya sepanjang masa.
   Single "Jalan Panjangku" rilis sebelum ramadan tahun lalu di bawah naungan Trinity Optima Production. Lagu ini juga mendapat penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) untuk Karya Produksi Lagu Berlirik Spiritual Islami Terbaik 2020. Liriknya memang kuat karena bernafas religi yang menyentuh hati.
   Lantunan nyawa lagu "Jalan Panjangku" mengajak pendengar untuk belajar dari pengalaman dan ujian yang telah Allah SWT berikan. Dari situ, kita dituntun untuk kembali pada ajaran agama. Sampai kita mendapat hidayah berupa 'ilmu ikhlas' sehingga bisa memantaskan diri sebelum menghadap Sang Illahi. Ini yang menjadi pesan keagamaan dari lirik lagu yang masih cocok didengar sampai sekarang.
Dalam jalan panjang
Ku coba mencari diriMu
Maafkan aku dari semua dosa
yang tlah bertumbuh dikalbuku
   Liriknya sederhana dan memiliki makna yang mendalam. Lirik lagu "Jalan Panjangku" mengingatkan tentang ajal dan permohonan maaf. Ada baiknya sebelum meninggal, kita sudah mendapat kata 'maaf', baik dari orang-orang sekitar maupun Tuhan. Tapi, kita tak pernah tahu kapan ajal itu tiba.
   Tidak jarang, umat muslim selalu ingin meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Namun, kita tak boleh lupa kalau manusia sering khilaf atau lupa. Lagu "Jalan Panjangku" mengajak kita untuk kembali mengingat dosa-dosa. Ini hikmah yang bisa aku ambil setelah mendengar lagu ini.Â
   Aku paling suka bagian reff dari lagu "Jalan Panjangku" yang begitu mengena dan menusuk kalbu. Diiringi musik hentakkan drum yang mendalam.
Aku terlarut menghitung dosa-dosa yang pernah ku lakukan. Lantas, sudahkah aku mempersiapkan kematian?
   Bayangkan saja, dosa itu bukan hanya tempelan semata, melainkan tumbuh dan tertanam dalam hati sebagai manusia biasa. Bahkan, dosa itu bisa saja bersarang menjadi kebiasaan buruk yang kita lakukan sehari-hari. Menurutku, lirik dahsyat ini paling menyayat dan menyadarkan relung hati untuk terus berkontemplasi.
   Lantunan nada yang mendayu juga membuat lagu ini semakin favorit di tengah pandemi. Selera warna musik yang ditawarkan Ungu selalu menyentuh lintas agama dan lintas generasi. Ini lagu syahdu dan bisa membuat kita lebih 'khusu untuk mendekatkan diri pada Sang Ilahi.
   Meski sudah menjadi pejabat daerah Palu dan termakan usia, suara vokal khas dari Pasha juga masih membekas di telinga. Kata demi kata yang keluar dari mulutnya mampu memesona para pendengarnya. Suaranya terdengar melengking di lagu "Jalan Panjangku", walau tetap merdu dan belum ada tandingannya.