Mohon tunggu...
Achmad Humaidy
Achmad Humaidy Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger -- Challenger -- Entertainer

#BloggerEksis My Instagram: @me_eksis My Twitter: @me_idy My Blog: https://www.blogger-eksis.my.id

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bangkitkan Hati demi Kesucian Diri saat Lebaran Nanti

20 Mei 2020   23:59 Diperbarui: 21 Mei 2020   00:01 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tema Hari Kebangkitan Nasional 2020 (KomInfo)

Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei. Meski beda agama, beda bahasa, beda warna kulit, dan beda suasana, kita harus peringati hari Kebangkitan Nasional dengan semangat yang sama. Semangat gotong royong untuk menghadapi virus Covid-19 sekaligus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Ibaratnya, kita bisa menyalakan api perjuangan di tengah kesulitan. Kita harus sadar bahwa selama ini kehidupan hanya didominasi nafsu duniawi saja. Kobarkan tema yang diusung pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2020 "Bangkit dalam Optimisme Normal Baru"


Semangat persatuan berbasis kebangsaan ini wajib menjadi kunci kebangkitan kita untuk melewati masa pandemi. Apalagi tagline Indonesia Terserah mulai digaungkan oleh rakyat, khususnya para tenaga medis. Frase tersebut muncul saat masyarakat mulai bosan berada di rumah dan melihat terbentur kebijakan serta penerapan di lapangan atas imbauan yang dilakukan terhadap wabah virus Corona.


Ada keluh kesah, kekecewaan, kekhawatiran, kebingungan, dan kepasrahan tercampur dengan emosi tak pasti. Virus Corona pun menjadi sesuatu antara ada dan tiada karena dugaan konspirasi terus menguat. Publik mulai tak patuh karena ancaman pandemi sudah berdampak serius menyentuh lini sosial dan ekonomi negara Indonesia.


Di tengah situasi yang tidak pasti, kebersamaan menjadi semangat yang harus dieratkan kembali supaya semua masyarakat bisa keluar dari krisis ini. Jika tidak segera diatasi, suasana batin yang dirasakan rakyat akan memuncak dan kegusaran semakin menjadi-jadi. Agar lebih peduli, gerakan filantropi seperti kegiatan donasi, berbagi, atau bersedekah harus menjadi langkah positif yang terus diapresiasi.


Lebih dari itu, Pemerintah juga harus berempati dan terbuka kepada masyarakat untuk membangkitkan kembali kepercayaan publik. Kebijakan responsif dan antisipatif harus dipadu untuk pengambilan keputusan dengan keselarasan peraturan yang tegas dan konsisten. 

Apalagi seorang pemimpin yang disegani ialah pemimpin yang mampu menjadi inspirasi dan bertindak bersama rakyatnya dalam masa-masa sulit. Harus ada alternatif-alternatif lain yang dipersiapkan guna menghadapi perubahan situasi yang terjadi.

Momen HarKitNas di tengah pandemi Corona (arsip blog)
Momen HarKitNas di tengah pandemi Corona (arsip blog)

     Sementara apa yang bisa kita lakukan sebagai warga biasa di masa pandemi ini?
Kita cukup produktif di rumah saja dan mematuhi segala peraturan PSBB yang berlaku. Gunakan selalu masker kain saat harus keluar rumah, jaga jarak, dan rutin cuci tangan pakai sabun. Dengan begitu kita turut berpartisipasi untuk mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19.
     Apalagi saat ini kita masih dalam suasana Ramadan. Ada baiknya kita meniru Rasulullah SAW saat mengobati penyakit hati, kekecewaan batin, dan kebosanan hidup. Beliau selalu ada cara untuk bangkit dalam keterpurukan, diantaranya:


1. Ikhlas
   Ilmu ikhlas memang berat. Hanya saja ilmu ini bisa mengubah kebencian menjadi kecintaan. Niatkan semua yang kita lakukan di dunia karena Allah SWT. Insya allah, air mata akan berubah menjadi mutiara.


2. Salat
    Jika sudah menyelesaikan salat wajib, perbanyaklah untuk salat sunnah. Agungkan pula nama-nama Allah setelah selesai salat sehingga dengan berdzikir energi kita tak terkuras untuk memikirkan kelelahan batin. Percayalah bahwa salat merupakan tiang agama.


3. Baca Al Qur'an
     Ambil kembali kitab suci yang sudah kita yakini kebenarannya. Baca dan renungkan firman-firman yang tersirat didalamnya. Niscaya setelah baca Al Qur'an, kita bisa bangkit dari keterpurukan.


     Sehatkan kembali kehidupan kita secara lahiriah dan batiniah. Bulatkan tekad untuk akhiri penyebaran wabah Corona. Ayo, bangkit dari segala situasi sulit yang sedang dihadapi bangsa.
     Jangan lupa untuk saling bermaafan antar sesama. Pandemi Covid-19 tengah menjajah negeri, namun bukan berarti semangat persatuan dan kesatuan boleh mati. Ingat, Indonesia pantang menyerah bukan terserah. Bangkitkan hati demi kesucian diri karena lebaran sebentar lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun